Konsep ini berkaitan dengan pembagian ruang dan orientasi dalam tata kota, seringkali berdasarkan empat penjuru mata angin (mancapat) dan lima unsur (mancalima).
Orientasi:
Orientasi bangunan dan tata ruang seringkali mengacu pada poros Utara-Selatan dan Timur-Barat, yang memiliki makna simbolis dalam kosmologi Jawa.Â
Contoh Penerapan dalam Ibu Kota Mataram
Kotagede
Sebagai ibu kota awal, Kotagede memiliki tata letak yang mencerminkan prinsip kosmologis Jawa, dengan masjid sebagai pusat spiritual dan pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi.
Kerta dan Plered
Meskipun tidak banyak informasi spesifik yang tersedia, kedua ibu kota ini juga diperkirakan mengikuti prinsip-prinsip kosmologis Jawa dalam penataan ruangnya.
Kartasura dan Surakarta
Kedua ibu kota ini, yang merupakan pusat pemerintahan setelah Plered, juga menunjukkan ciri-ciri penataan ruang yang dipengaruhi oleh kosmologi Jawa, meskipun dengan perkembangan dan adaptasi pada masa selanjutnya.
Perkembangan dan Adaptasi