Rindu ini adalah kompas yang tak pernah menunjuk arah lain,
Ia selalu kembali ke titik nol, ke tempatmu berada, walau jauh.
Rindu yang kutunggu di tepian senja yang sama setiap harinya,
Menjadi janji abadi, bahwa tak ada waktu yang terlewat tanpa kehadiranmu.
Di sana, ku biarkan diriku larut dalam semburat jingga yang memudar.
Mengharap bayanganmu hadir, walau sebatas fatamorgana yang fana.
Aku merindumu bukan dengan teriakan atau permohonan yang keras,
Namun dengan kelembutan yang membalut setiap sudut hatiku yang pilu.
Seperti ombak yang membelai pantai, tanpa pernah memaksa pasir.
Rindu ini adalah bentuk tertinggi dari penerimaan yang sunyi.
Sebuah pengakuan bahwa kau adalah kepingan hilang yang takkan terganti.