“JANGAN ULANGI KESALAHAN!!!”, teriakan keras yang menggelegar membangunkan Agent Praxis dari tidurnya. Jantungnya berdegup kencang dan nafasnya tersengal seperti terkena serangan panik.
Tanpa disadarinya, ternyata dia terlelap saat masih duduk bekerja di ruang kerjanya. Raut wajahnya menunjukkan tanda kelelahan dan penuh pikiran. Ekspresi yang berhasil dia sembunyikan dari banyak orang, terutama She-Hulk dan timnya.
Terdengar suara derap langkah kaki menuju ruang kerjanya. Langkah kakinya santai tapi tegas. Judge Vignya membuka pintu dan melangkah masuk. “Mimpi buruk itu lagi?”, tanyanya kepada Agent Praxis, memperhatikan.
“Yah, begitulah”, jawab Agent Praxis dengan nada lemah. “Kamu harus lebih banyak keluar, Praxis”, saran Judge Vignya yang nampak paham dengan kebiasaan Agent Praxis. “Mau ke mana lagi? Aku ga aman selain di TVA. Kamu udah lupa atau ga peduli lagi?”, ujar Agent Praxis.
Memasang ekspresi prihatin, Judge Vignya mengingatkan Agent Praxis mengenai kelanjutan sidang Wanda-838. “Cuma itu aja? Aku kira ada hal yang lebih penting”, sindir Praxis. “Ga ada cara lain, Vignya. Wanda harus dihukum”.
“Karena dia memang bersalah atau sebenarnya ini soal apa sih?”, Judge Vignya meminta klarifikasi ke Agent Praxis. “Kekuatannya, Vignya. Dia berbahaya untuk multijagat”, Agent Praxis berusaha menyakinkannya.
“Dia udah gunakan itu untuk menciptakan anak-anaknya”, lanjut Agent Praxis. “Yang memang seharusnya terjadi”, bantah Judge Vignya, mengindikasikan bahwa tindakan Wanda-838 tersebut tidak melanggar protokol TVA.
Judge Vignya diam sejenak sebelum kemudian menegaskan, “Wanda BUKAN Gurges Gigas…atau siapapun itu yang kamu takutin. Sosok gelap itu ga ada di sini…di semesta ini…di Lini Masa Sakral”. Agent Praxis membuang wajah sambil bilang pelan, “Kamu ga ngerti”.
“Mungkin aku satu-satunya yang ngerti, Praxis. Satu-satunya di TVA yang tahu soal siapa sebenarnya kamu”, ucap Judge Vignya seraya melangkah meninggalkan ruangan kantor Agent Praxis.
Agent Praxis menggelengkan kepala, tanda frustrasi, saat alat komunikasinya berbunyi. “Halo! …Oke, baik. Tunggu aba-aba dari saya. Kamu bersiap”, Agent Praxis memberi perintah kepada seorang pria misterius. Tatapannya menunjukkan determinasi, siap meremukkan upaya She-Hulk dan tim.
Sementara itu, beralih ke markas canggih K.E.V.I.N., She-Hulk menuntutnya untuk mengganti narasi cerita fanfic She-Hulk: Defending Wanda agar Wanda lolos dari hukuman sidang TVA. “Bagi kamu semua ini hanya lelucon 'kan, robot kaku!”, cerca She-Hulk dengan wajah geram.