Mohon tunggu...
Abdul AzizArifin
Abdul AzizArifin Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Meraih Mimpi Menggapai Asa

4 Maret 2022   06:28 Diperbarui: 4 Maret 2022   06:30 2781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

" Buku baru lagi, bu? Buat kita kan" tanyaku penuh harap.
"Iya... biar Aa dan Teteh bisa melihat seperti apa kecebong kalau sudah besar. sekarang, ibu ganti baju dulu ya. Nanti sore buku itu kita baca bersama."
" Alhamdulillah... makasih ibuuu."
Buku bergambar kecebong itu langsung kulihat- lihat dengan penuh semangat. Ada gambar lingkaran dengan gambar kecebong dan panah dengan gambar- gambar yang berbeda.
"Ibu... kecebong yang kita tangkap,  itu  jika hidupnya lama  akan seperti ini juga?"  tanyaku penasaran.
"Tentu saja, Za"
"Kapan kita main ke Batu Kuda lagi? Kali ini aku mau nangkap kecebong lebih banyak dan memeliharanya dengan  benar. Aku  ingin  melihat perubahan kecebong menjadi katak."
" Kita harus cari waktu libur selain hari sabtu dan minggu. Biar ayah bisa ikut. Ibu kan tidak sanggup menggendong anak cantik." Kata ibu sambil tertawa.

Aku ikut tertawa juga. Membayangkan perjalanan ke Batu Kuda yang menanjak  dan  berkelok-kelok panjang membuat keinginanku surut juga.
Jika aku berjalan dari rumah sampai sana, butuh waktu setidaknya empat jam. Uuuh lama ...  Aku tidur terlentang. Membayangkan pengalaman waktu kemping seharian di Batu Kuda. Saat itu aku tiduran, melihat pucuk pohon-pohon pinus bergerak-gerak lambat di tiup angin. Ketika pohon itu bergerak mengikuti arah angin, Ada suara-suara aneh yang terdengar. Kata Ayah, suara itu muncul dari gesekan daun-daun pinus. Aku juga bisa melihat langit biru dengan awan-awan yang bergerak. Lama rasanya kami berbaring  menatap langit luas. Terasa banget, indahnya ciptaan Allah yang maha hebat. Sepanjang perjalanan itu, aku melihat kebun- kebun singkong dan pohon jeruk bali berderet rapi di pinggir jalan. Sepertinya, semua rumah penduduk  di kampung Cikoneng yang kami lalui memiliki pohon jeruk. Sayang, kami tidak bisa mencicipi buah jeruknya. Kata Ayah, buah-buah itu belum siap untuk di panen, masih kecil. Rasanya masih pahit dan tentunya belum
bisa di makan.

Sore itu ibu menemaniku membaca buku-buku yang baru dibelinya. Jika ibu ada di rumah, maka Bi Elis bisa leluasa mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Waktu-waktu bersama ibu menjadi waktu yang sangat berkesan, karena ibu pandai membaca cerita dengan intonasi suara yang berbeda-beda mengikuti karakter tokoh bacaannya.
*****

MAN JADDA WAJADA

Aku mulai bersekolah di TK ketika berumur empat tahun empat bulan dan setahun kemudian masuk ke SD. Masa-masa bahagia bersekolah mulai kurasakan saat belajar di TK dan SD Islam Full day school. Setiap hari  senin  sampai  jumat,  aku  sudah  berada  di  sekolah dari jam 08.00 dan pulang pukul 16.00.
Gedung sekolahku kokoh dan luas. Bangunan sekolah membentuk huruf U dengan tiga lantai. Setiap lantai gedung berisi kelas-kelas yang berderet rapi. Sekolah ini  sangat  bersih.  Ada banyak  petugas kebersihan yang selalu siap menjaga kebersihan lorong- lorong koridor, tempat wudhu dan WC. Lapangan besar berada ditengah-tengah gedung. Lapangan ini multi fungsi. Semua kegiatan pembelajaran luar kelas dapat dilakukan disana. Di sudut lapang, ada taman bermain dan perpustakaan sekolah. Jika waktu istirahat, Aku dan teman-teman sering berkunjung kesana. Koleksi buku-bukunya banyak, sehingga selalu menarik minat membaca bagi semua murid.

Lamanya waktu bersekolah tidak menjadi beban bagiku. Kenapa? Karena saat di sekolah, aku punya banyak teman dan guru-guru yang hebat. Delapan jam bersekolah menjadi waktu yang sangat singkat karena berisi kegiatan belajar yang menyenangkan.
Sejak kelas satu, pelajaran Quran Hadits menjadi pelajaran yang sangat kusukai, karena aku bisa belajar membaca huruf arab, menghafal ayat demi ayat Al Quran  dan  hadits-hadits  pilihan.  Bu  guru  bilang,  jika aku menghafal al Quran, maka aku sedang membangun satu pintu yang megah di SurgaNya untuk aku dan ibuku kelak.
Pelajaran lainnya yang sering membuatku takjub adalah pelajaran IPA dan matematika. Menurutku, guru IPA itu keren. Guruku ini membuat kami semua bisa menjadi murid yang sangat kreatif. Dengan belajar IPA, kami bisa memahami banyak hal tentang kehebatan ciptaan Allah. Matematika menjadi pelajaran yang aku suka karena bapak guru yang mengajarnya kata teman- temanku seperti tukang suntik semangat. Walaupun kening kami berkerut menghadapi soal-soal sulit, pak guru ini selalu saja bisa membuat kami semua nyaman

mengerjakan setiap latihan  soal yang diberikannya karena bagi beliau, sekecil apapun hasil pekerjaan kami, selalu ada kata pujian yang membesarkan hati kami semua.
*****
Ketika kami  di  kelas  empat,  ada  kenangan terindah yang masih ku ingat tentang guru matematika. Saat itu, semua anak menerima hasil ulangan harian. Anehnya, tidak ada coretan sama sekali selain tulisan perolehan nilai kami masing-masing. Saat itu, nilaiku
Pada bagian bawah kertas, ada tulisan rapi berisi komentar beliau;
"Faza sayang, coba lihat lagi jawabannya. Ada beberapa jawaban yang sebenarnya hampir tepat. Bisakah mencari jawaban yang kurang tepat dan
memperbaikinya sendiri?. Ingat ya, Allah maha melihat setiap perbuatan hambaNya."
Rupanya,    bukan    aku    saja    yang  mendapat
komentar di kertas ulangan. Semua teman mendapat komentar, tetapi tentu saja bunyinya berbeda-beda. Komentar ini membuat kami semua ahirnya mengulang kembali  mengerjakan  soal  ulangan  dengan  lebih hati-

hati. Setiap aku menemukan jawaban yang kurang tepat, aku menandainya dengan ballpoint merah.
Setelah beres diperbaiki, kertas-kertas ulangan itu kembali diserahkan kepada guru untuk diperiksa. Alhamdulillah, nilaiku menjadi 100 plus komentar manis bu guru ; Barakallah, prestasi belajarmu luar biasa.
Syukron katsira.
Pernah, waktu kelas lima aku tidak berani pulang ke rumah karena mendapat nilai kecil untuk pelajaran bahasa Indonesia. Saat aku pulang sekolah, setelah mandi dan makan, aku cepat-cepat masuk kamar dan mengurung diri disana.
Ibu yang sedang menggendong adik bayi datang ke kamar. Dia tersenyum melihat aku yang cemberut dan berkemul selimut.
"Ada apa, sayang?"
"Aku bodoh, bu..." jawabku dengan suara pelan. "Bodoh? Apa itu bodoh?" Ibu balik bertanya.
Wajahnya masih menampakkan senyum yang khas. Kali ini dia duduk di kasur sambil menggendong ade bayi.
"Nilai ulangan Bahasa Indonesiaku kali ini jelek.
Aku dapat angka 60. Berarti aku bodoh, kan bu?"

"Siapa yang bilang kalau teteh itu bodoh?"  "Enggak ada. Aku saja yang merasa bodoh."
Jawabku sambil menunduk.
"Sayang, di dunia ini tidak ada yang bodoh, yang ada mungkin hanyalah orang-orang yang malas sehingga dia tidak memperoleh hasil maksimal dari apa yang dikerjakannya. Ibu tanya, apakah sebelum ulangan, kamu belajar dengan bagus?"
Aku menggelengkan kepala.
"Berarti, teteh sekarang sudah tau apa yang jadi penyebab nilai kecil. Sekarang, mau memperbaikinya?"
Aku mengangguk dan tersenyum.
"Oke... urusan nilai sudah beres. Bagi ibu, bukan nilai besar yang harus kau peroleh setiap ulangan, tapi bagaimana maksimalnya usaha kamu dalam belajar. Nilai besar itu akibat dari pemahaman kamu yang benar terhadap ilmu yang diberikan Allah. Sekarang kita main bareng de bayi, yuk. Pindah ke kamar ibu ya..."
Penjelasan Ibu yang panjang ini begitu membekas dihati. Diam-diam, aku berjanji dalam hati untuk belajar lebih keras lagi, sehingga punya nilai yang bagus dan dapat membahagiakan ibu.
*****

Hari yang paling istimewa dan dinanti semua siswa  adalah  hari  Jumat,  karena  pada  hari  itu  ada kegiatan kepramukaan. Seharian penuh kami mempraktekkan semua  ilmu  yang  diterima  selama seminggu dalam bentuk unjuk kerja kelompok. Kami merencanakan dan membuat produk yang akan dibuat dalam kelompok. Dalam kelompok itu, kami semua bekerjasama dengan riang. Kadang perdebatan sengit keluar dari  mulut kami.  Biasanya,  kami  berdebat tentang karya apa yang akan dibuat, ribut menentukan tahapan langkah-langkah kerja dan kadang berebut pembagian tugas.
Kegiatan ahir semester merupakan moment yang paling menyenangkan bagi kami semua. Selama hampir dua minggu, kami melakukan ujian lisan dan test tertulis. Uniknya, semua kegiatan ujian menjadi waktu yang sangat dinanti karena kami semua membuktikan hasil belajar selama satu semester secara mandiri. Tidak ada bantuan yang dapat diberikan oleh siapapun untuk menjawab soal-soal yang diajukan bapak dan ibu guru, semua dikerjakan secara mandiri. Sekolah kami sangat memperhatikan masalah disiplin dan tanggungjawab

pribadi, sehingga kami tidak pernah mendengar cerita tentang  mencontek.  Mengapa  bisa  seperti  itu?  Ya... karena kami yakin malaikat Rakib dan Atid mencatat semua perbuatan kita. Bu guru bilang, anak yang shaleh itu tentunya sangat memperhatikan amalan apa yang akan dicatat malaikat Rakib saja.
*****
Ada kegiatan pembiasaan yang unik yang kami rasakan saat berada di kelas enam. Pada awal tahun pelajaran, kami  mendapat  arahan  dari  wali  kelas tentang motivasi belajar. Bu Guru bilang, kita semua harus menjadi pejuang yang berusaha maksimal untuk menguasai semua ilmu. " Anak-anak, masa depan yang kalian hadapi itu sangat berat. Untuk itu, mulai hari ini kita akan sama-sama saling menguatkan sehingga bisa menguasai semua pelajaran. Ujian Nasional itu hal yang mudah yang harus kita  taklukkan. Ujian yang sesungguhnya justru hadir setelah kalian meraih hasil Ujian Nasional, yaitu saat kalian harus memilih sekolah yang terbaik, di jenjang yang lebih tinggi. Sekolah yang baik itu bisa kita miliki jika kita punya nilai besar dalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun