Mohon tunggu...
Yuanita Pratomo
Yuanita Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - Mommy

Give a mom a break and she will conquer the world!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Musim Terakhir

26 Oktober 2021   14:44 Diperbarui: 28 Oktober 2021   08:50 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Musim Terakhir " Illustration by si Cantik

Sejak itu, pantang menyebut nama dia di depan Ayahku.

Sejak itu, tetap  kurenda cinta walau berseteru dengan Ayahku, bahkan ketika musim terus berganti. Begitu juga musim hidupku. Kuliah. Kuliah lagi. Bekerja. 

Dia ada disetiap guliran musim-musim itu.

Aku benar-benar jatuh cinta pada dia. Dia yang memberi warna dalam hidupku yang serba monokrom. Dia yang menghadirkan chaos di hidupku yang monoton. Dia yang spontan dan penuh kejutan.

Ah, Dia.

Dia yang menjadi topik utama perseteruanku dengan ayahku. Dia pula yang beberapa bulan lalu memutuskan untuk kami jeda dulu ketika aku kembali terlibat perdebatan besar dengan ayahku. Dia tak ingin membuatku memilih dengan gegabah antara dia dan Ayahku.

"Kamu putri satu-satunya. Papamu pasti sangat menyayangimu. Kita break dulu saja, supaya kamu tenang untuk berpikir"

Kata-katanya waktu itu. Dan aku yang sedang galau, hanya mengangguk setuju.  Mungkin kami memang butuh waktu sendiri dulu.

Tapi aku sangat merindukannya di masa kami jeda. Sudah bulat tekadku memilihnya. Ayahku mungkin akan keras menentang, tapi aku wanita mandiri, aku berhak memutuskan sendiri hidupku. Aku percaya, kalau aku memilih dia, waktulah yang akan memulihkan hubunganku dengan ayah dan ibuku suatu hari kelak. Dengan Ayahku, terutama.

Akupun menghitung hari, menanti dengan tak sabar hari yang kami sepakati untuk bertemu lagi. Kali ini aku membuat dia berjanji tidak akan pernah lagi kami berpisah seperti ini. Terlalu menyiksa.

Tapi waktu mengkhianati tekad dan mimpiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun