Prof. Hajo A. Reijers:
"Bahkan perusahaan seperti Tesla dan Amazon masih mengandalkan BPM, tetapi dalam bentuk yang lebih dinamis dan berbasis data real-time!"
Cak Lontong:
"Wah, jadi perusahaan teknologi besar tetap menggunakan BPM, tapi sudah dalam bentuk yang lebih modern?"
Prof. Mathias Weske:
"Tepat! Mereka tidak membuang BPM, tapi justru mengintegrasikannya dengan AI dan otomatisasi tingkat tinggi!"
Cak Lontong:
"Jadi kesimpulannya, para inovator teknologi tidak meninggalkan BPM, tapi justru membawanya ke level berikutnya?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Tepat sekali! BPM bukan hanya masih relevan, tapi justru menjadi bagian dari inovasi teknologi terbesar saat ini!"
Kesimpulan Segmen 2: BPM Masih Dibutuhkan, tapi Harus Berinovasi!
Cak Lontong:
"Oke, dari segmen ini kita bisa simpulkan:
Para pemimpin bisnis masih mengandalkan BPM, tetapi menuntut lebih banyak fleksibilitas dan AI!
Akademisi terus meneliti BPM dan mencari cara mengintegrasikannya dengan teknologi modern!
Perusahaan teknologi besar tetap mengembangkan BPM, tetapi dalam bentuk yang lebih cerdas dan otomatis!
Kesimpulan utama: BPM tidak mati, tetapi harus terus berinovasi agar tetap relevan di masa depan!"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Tepat! BPM tidak akan hilang, tapi akan terus berkembang bersama teknologi terbaru!"
Prof. Mathias Weske:
"Dan perusahaan yang ingin tetap kompetitif harus bisa memanfaatkan BPM modern dengan baik!"
Cak Lontong:
"Wah, luar biasa diskusi kali ini! Di segmen berikutnya, kita akan membahas BPM dalam era Web3 dan Blockchain! Apakah teknologi ini akan merevolusi cara kita mengelola proses bisnis? Jangan sampai ketinggalan, hanya di BPM Battle -- The Great Process Debate!"
Jingle BPM Battle