Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mentor

15 Mei 2020   16:59 Diperbarui: 15 Mei 2020   17:16 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Karlie terbangun dengan mata silau kena lampu di langit-langit kamar. Dia menyipitkan mata lalu mengerjap-ngerjap sebentar dan duduk di tempat tidurnya. Lampu sudah menyala dan Karlie memperkirakan sekarang sudah pukul empat atau lima pagi.

Dia turun dari tempat tidur dan membuka jendela,  ingin tahu apakah sudah ada keramaian atau belum. Gelap. Kamarnya menghadap ke arah laut bukan ke lapangan, jadi tidak mungkin ada aktivitas di dekat karang di bawah sana sekalipun orang-orang sudah bangun. 

Tanpa jam dinding, jam tangan atau jam pada ponsel, bagaimana memperkirakan sekarang pukul berapa.

Karlie membuka koper kabin untuk mengambil mengambil pakaian dalam, lalu ditaruhnya diatas seragam latihan yang disampirkan pada tempat tidur kosong di sebelahnya.

Ada dua tempat tidur kosong disitu. Letaknya, menurut Karlie, terlalu mepet satu sama lain. Luas kamar ini hanya seperempat dari kamar tidurnya di rumah dan hanya bercat putih tanpa wallpaper. Tentu saja tanpa wallpaper, ini kan asrama bukan hotel.

Selain tiga tempat tidur ada tiga lemari baju ramping yang tingginya sejajar dengannya setinggi seratus tujuh puluh sentimeter. Meja belajar dikamar itu berupa kayu berpelitur dilengkapi dengan lampu belajar dan stop kontak. Kursinya juga dari kayu seperti kursi di sekolah-sekolah negeri. 

Karlie meletakkan kopernya ke atas lemari.

Meski tempat tidurnya cukup nyaman tapi Karlie tidak bisa tidur. Tiga-empat kali dia terbangun dan butuh waktu lama untuk bisa lelap lagi. Jadi bukannya segar, Karlie sekarang malah merasa lelah.

Sayup-sayup didengarnya adzan berkumandang dari kejauhan yang menandakan bahwa waktu subuh telah datang. Karlie melihat tanda panah hitam di langit-langit kamarnya yang menandakan arah kiblat salat.

Karlie ingat semalam dia sempat membaca arsip panduan yang berisi jadwal hari ini. Lari pagi untuk Slugger Satu dimulai pukul lima, setelah itu ada dua latihan dan dua kuliah. Tapi jam berapa sekarang.

Dia masuk ke kamar mandi dan mandi secepatnya. Mandi sesubuh ini baru pertama kali dilakukannya, untunglah airnya tidak sedingin yang dia kira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun