"Mana bisa bertenaga kalau minum cuma air putih," balas Johan.
"Memang maumu kita minum tuak?" sahut Komang lagi.
"Aku bilang teh bukan tuak."
Arun memotong mereka, "Maaf, tolong diam, aku tidak bisa mendengar mentor Ikbal kalau kalian bicara terus. Aku ingin mendengar tentang lompat tingkat."
Johan dan Komang segera diam menyadari mereka telah asyik bicara sendiri.
"Soal lompat tingkat itu tidak ada di arsip panduan, mentor Ikbal," Â Firzan menyela.
"Memang tidak ada karena sebelumnya belum pernah ada yang lompat tingkat. Baru ada satu orang yang berhasil lompat tingkat," balas Ikbal, "Mungkin tahun depan arsip Panduan akan memuat cara-cara lompat tingkat."
"Siapa?" cecar Firzan, "Yang pernah lompat tingkat di Akademi?"
Ikbal hanya mengangkat sebelah bahunya, enggan menjawab.
"Satu-satunya Petempur yang lompat tingkat itu mentor Ikbal. Dia tidak menjawab ketika ditanya siapa yang lompat tingkat. Itu karena dia tidak mau sombong atau membanggakan diri. Jika bukan dia orangnya, sudah pasti dia akan langsung menyebut nama petempur itu," ucap Fikar sambil melihat Ikbal dengan keyakinan bahwa dugaannya benar.
"Masa sih?!" celetuk Yasmine menatap Ikbal, "Orang kejam seperti dia," gumamnya.