"Tidak ada jus, hanya ada air putih," lanjut Ikbal. "Air putih selalu ada di kantin, tempat-tempat latihan, di koridor kelas, sekretariat, kantor dosen dan instruktur, dan dimanapun yang dianggap perlu disediakan air minum."
Yasmine ingin protes tapi Karlie mencegahnya, "Soal itu nanti saja. Kita ikuti dulu mentor Ikbal sampai hari ini selesai supaya fokus kita tidak terpecah-pecah."
"Hanya air putih! Apa dia gila?!" Yasmine menggerutu lagi berbisik di sebelah Karlie.
"Tempat mencuci ada di belakang Asrama. Kalian bisa mencuci apapun disana termasuk tumbler kalian."
"Mentor, apa pernah ada Petempur yang tidak naik tingkat?" tanya Fikar ketika mereka semua sudah menikmati makanan, termasuk Yasmine yang terlihat lapar.
"Belum ada. Kalau yang lompat tingkat ada. Ada petempur yang lompat dari Grunt Satu langsung ke Trooper, tidak melewati Grunt Dua," jawab Ikbal sambil meneguk air putihnya.
Gumaman kagum bersahutan diantara mereka.
"Siapa Petempur yang pernah lompat tingkat?" suara Firzan mengalir diantara suara-suara yang lain.
"Eh, kenapa cuma ada air putih ya? Sarapan paling enak minum teh panas," kata Johan pada Komang yang duduk di sebelahnya.
"Bagaimana caranya supaya bisa lompat tingkat?" kata Arun menimpali Ikbal. Suaranya terdengar bertabrakan dengan suara Johan dan Komang.
 "Karena ini Akademi bukan rumah mamakmu. Gitu aja pakai nanya," sahut Komang pada Johan.