Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] You Are (Not) My Destiny [25]

7 Maret 2021   12:45 Diperbarui: 7 Maret 2021   13:31 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

  • WANNA ONE -- IPU (confession version)
  • SUPER JUNIOR -- Let's Not
  • Standing Egg -- Little Star
  • Jonghyun & Taeyeon  - Lonely
  • ASTRO -- Love Wheel
  • Bolbbalgan4 -- To My Youth
  • EXO - Wait
  • ASTRO -- We Still
  • Jeong Sewoon -- When You Call My Name
  • J_Ust -- You

SPECIAL APPEARANCE:

MC Hyori: GFRIEND Sowon

MC Kibyung: Yeo Jingoo

3 COLLEGE STUDENTS: SNSD Yoona, Kim Sejeong & BLACKPINK Jisoo

HEO CHUNGDAE'S POV

Kami duduk di bangku yang agak jauh dari jalan utama supaya kami terhindar dari keramaian. Aku lega Choeun noona mau duduk disini bersamaku tanpa berusaha menolakku, tapi sekarang aku bingung dari mana aku harus bicara dengannya. Pikiranku kacau sekali sejak kemarin. Sebenarnya aku tidak sepenuhnya bersalah disini, tapi kalau aku terus membela diriku, kemungkinan kami malah akan bertengkar lagi. Dan aku tidak bisa melakukan apapun dengan tenang kalau kami bertengkar. Aku nyaris tak bisa tidur, aku tak ingin makan, bahkan emosiku meledak-ledak ketika bertanding.

"Choeun noona... maafkan aku, ya?"

"Aku juga mau minta maaf. Maksudku, video itu. Aku tau kau pasti merasa sangat tidak enak kan melihat video itu?"

"Ya, tapi aku mengerti. Noona terluka dan Donghyun berusaha menolong noona, tapi aku malah mencurigai kalian. Aku tau semalam aku hanya cemburu berlebihan."

"Tapi aku minta maaf juga karena aku meneriakimu semalam dan tidak membalas pesanmu," Choeun noona berbicara pada kakinya alih-alih menatapku, "aku hanya marah semalam. Aku takut kalau aku membalas pesanmu tapi aku belum bisa mengendalikan amarahku, aku malah akan mengajakmu bertengkar lagi. Dan aku tak mau itu terjadi."

Suaranya bergetar dan hatiku terenyuh. Aku membuatnya menghadapku dan memeluknya. Dia balas memelukku erat dan aku merasa sangat lega. Bagaimana aku bisa bertahan tanpamu, Baek Choeun?

"Aku juga seharusnya tidak melakukan itu pada Donghyun. Aku sudah minta maaf padanya, noona. Noona boleh tanya padanya."

"Tidak, aku mempercayaimu. Maafkan aku juga ya."

Aku jadi teringat apa yang terjadi semalam ketika Choeun noona meninggalkan aku dan Donghyun.

"Apa kau tau dimana kesalahanmu?"

Suara Donghyun memecah keheningan. Aku menghela nafas panjang dan merasa marah dan bersalah di saat yang bersamaan.

"Kuakui, aku tak bisa melupakan Choeun noona."

Dan kalimat Donghyun ini membuatku menatapnya tajam. Aku tidak terkejut dengan fakta ini, karena aku bisa melihatnya di mata Donghyun.

"Tapi aku bukan pria kurang ajar yang merebut pacar dari sahabatnya sendiri. Posisi kita tak sama seperti dulu. Choeun noona telah memilih hyong."

Ada cahaya terluka di mata Donghyun dan sekarang aku lebih merasa bersalah dibanding marah.

"Aku hanya berharap hyong mau memperlakukan noona dengan lebih baik. Tolong, tolong sekali, jangan buat dia menangis."

"Aku... maafkan aku, Donghyun."

"Tentang apa hyong minta maaf padaku?"

"Tentang tadi dan... jika aku membuat Choeun noona menangis lagi."

"Sudahlah, aku mengerti kenapa hyong menarikku tadi. Mungkin aku juga membuatmu salah paham. Aku tak apa-apa. Hanya tolong... minta maaflah pada noona. Aku tak akan tahan melihatnya menangis."

Dan malamku dipenuhi suara Donghyun di kepalaku. Aku tak bisa tidur karenanya.

Aku menarik tubuhku menjauh dan kupandangi wajah Choeun noona. Matanya terlihat basah, tapi dia tersenyum, cantik sekali. Aku menepuk pipinya perlahan.

"Jangan menangis ya."

"Jangan buat aku menangis kalau begitu."

Kami tertawa ringan dan aku mengecup puncak kepalanya sekali.

I'll be by your side

I'll be by your side

The only dream that will never change

Even if the surroundings change after time later

My heart towards you and my unchanging attitude

I'll be with you until I sleep
I'll see you in my dreams

I won't leave, I'll take you to the end
We Still We Still

We still we still we still have more days to be together

No matter what time I meet again
We Still We Still

We still we still still I will keep your confession that will never change

For a long time

I promise you
We Still We Still

We still we still my dream will never change

(ASTRO -- We Still)

"Semalam kacau sekali ketika pengumuman pemenang lomba band. Mereka sibuk mencariku," ceritaku sambil tertawa.

"Oh ya, bagaimana dengan itu? Kalian menang?"

"Kami juara tiga. Sedih sih, tapi itu tidak buruk juga. Bayangkan sekumpulan calon atlit bisa masuk final lomba menggunakan alat music."

"Jelas itu tidak buruk! Jadi kutebak fakultas seni menang?"

"Tak ada yang bisa mengalahkan mereka."

***

HWAN EUNYUL'S POV

Dengan sangat menyesal, aku tak bisa menonton pertandingan final basket karena aku mendapat shift pagi di caf hari ini. Jadi sekitar jam 12 setelah pertandingan selesai, Choeun yang sangat ceria datang ke caf bersama Chungdae dan menceritakan pertandingan seolah dia adalah seorang komentator. Sayang sekali hari ini fakultas olahraga menang lagi, jadi tim Dongsun harus puas di posisi kedua, sama seperti kemarin. Tapi yang menarik perhatianku adalah Choeun dan Chungdae yang terlihat ekstra lengket hari ini, dan aku senang, berarti mereka sudah benar-benar baikan sekarang. Tak lama kemudian mereka menghilang, tapi Dongsun masuk caf sebelum shift-ku selesai. Sepertinya konsep kostumnya hari ini sangat simple, dia hanya memakai hoodie cukup tebal berwarna biru dengan kaos putih di dalamnya, dan celana panjangnya berwarna coklat dengan sedikit robekan di sana-sini. Beberapa mahasiswi berbisik-bisik ketika dia masuk.

"Apakah shift noona sudah selesai? Sebentar lagi ada pengumuman pemenangnya untuk lomba fashion show."

"Oh ya, ayo kita kesana."

Aku meninggalkan caf dan berjalan bersamanya menuju area panggung.

"Bagaimana perasaanmu soal lomba ini? Tadi pagi aku memberikan voting, tapi hari ini tak ada layar yang menunjukkan hasil voting sementara."

"Entahlah noona. Bagiku ini tidak terlalu penting sebenarnya. Toh, aku cuma model. Aku sudah memberikan yang terbaik saat berfoto dan dengan memakai kostum-kostum ini setiap hari."

"Tapi akan sangat menyenangkan kalau kau bisa memenangkan lombanya juga. Aku akan sangat bangga."

"Ah noona, apakah aku tak cukup membuatmu bangga?"

"Sebenarnya sudah," tawaku, "tapi ngomong-ngomong aku belum pernah bertemu dengan desainermu. Kapan kau akan mengenalkannya padaku?"

"Oh, Haneul-ssi? Kurasa kita akan bertemu dengannya nanti, dia pasti ada di sekitar sini juga."

"Eh! Eunyul eonni dan Dongsun oppa!"

Youngkyong melambai dari area tempat duduk di barisan tengah. Rasanya sudah cukup lama tidak melihat Youngkyong, kurasa dia sibuk dengan dunia permodelannya. Di sebelahnya duduk Yeowoo yang sedang makan keripik pedas, dan di sebelah mereka berdua, Choeun dan Chungdae juga duduk bersama. Aku duduk di sebelah Choeun.

"Kami juga mau dengar pengumumannya," ucapnya tanpa aku perlu bertanya.

"Kalian sudah tau belum Yeowoo eonni menang juara satu lomba memasak? Oh Dongsun oppa pasti tau," ujar Youngkyong ceria.

"Oh ya tentu aku tau," sahut Dongsun.

"APA? KAU? SERIUS YEOWOO? APA PERUT JURINYA BAIK-BAIK SAJA MEMAKAN MASAKANMU?" tanya Chungdae yang lebih terdengar seperti teriakan daripada pertanyaan.

"TENTU SAJA! APA MAKSUDMU? NASI GORENGKU ENAK, TAU!"

Yeowoo membalas teriakan Chungdae dan meninju lengannya. Chungdae menjerit merasakan pukulan Yeowoo. Chungdae sih, nekad sekali dia, apalagi dia duduk bersebelahan dengan Yeowoo begitu. Mungkin dia ingin mati muda.

"Selamat, Yeowoo! Bisakah kami makan masakanmu kapan-kapan?" tanyaku.

"Tentu, eonni. Aku akan memasakkannya untuk kalian nanti."

"Dapur Million Stars siap dipakai kok," tambah Choeun, "aku suka nasi goreng. Aku juga mau mencicipinya."

Pembicaraan kami terpotong setelah MC naik ke panggung dan bersiap untuk mengumumkan hasil lomba fashion show. Mereka juga mengingatkan penonton untuk tetap berada di area kampus sampai jam 9 malam nanti, karena selain jam 8 akan ada pengumuman pemenang stall yang paling ramai dikunjungi, akan ada juga pesta kembang api. Aku memang tidak akan pulang cepat, aku harus beres-beres dan kemungkinan kami akan selesai tengah malam.

"Lomba fashion show ini mencuri sangat banyak perhatian ya, Kibyung-ssi," ujar MC wanita yang sangat cantik, "kudengar para mahasiswi jadi tergila-gila pada para modelnya."

"Iya. Jumlah voting yang didapat selama tiga hari bahkan mencapai lebih dari 5000 voting lho," sahut MC pria yang bernama Kibyung disambut suara terkesiap para penonton dimana-mana (termasuk Youngkyong).

"Bagaimana kalau kita panggil saja kesepuluh model kita dan desainer mereka ke atas panggung?"

"Ya, ide yang bagus, Hyori-ssi," setuju Kibyung sambil disambut sorakan penonton, "akan kupanggilkan model dan desainer kita satu-persatu. Peserta pertama, desainer Shin Soohee dan modelnya Kim Ahsun!"

Semua penonton menyambut antusias ketika satu persatu model dan desainer dipanggil naik ke atas panggung dan panggung mulai tampak sesak. Tentu akan sesak nantinya ketika akan ada dua belas orang berdiri disana.

"Peserta kedelapan, desainer Kang Haneul dan modelnya Min Dongsun!" seru Hyori dengan suara keras.

Aku terkejut dengan teriakan heboh dari segala arah ketika Dongsun berdiri dan berusaha keluar dari barisan kursi dengan susah payah. Aku melihat seorang gadis bergabung dengannya ketika dia berjalan di lorong antar barisan. Ketika mereka naik ke atas panggung, aku akhirnya bisa melihat desainer Dongsun: cewek bernama Haneul itu muda dan cantik, rambut panjangnya juga diikat kuncir kuda, tubuhnya ramping dan dia memakai mini dress model vintage berwarna ungu lembut yang melekat sangat baik di tubuhnya.

"Gila, desainer Dongsun cantik sekali," celetuk Yeowoo, terdengar jujur.

Tapi bukan pendapat Yeowoo yang mengusik perhatianku, melainkan beberapa mahasiswi yang duduk di barisan di depan kami.

"Aku punya perasaan mereka akan menang."

"Min Dongsun oppa tampan sekali! Dan aku mengerti kenapa Haneul-ssi memilihnya sebagai model."

"Karena Dongsun-ssi terlihat sangat bagus memakai pakaian rancangannya?"

"Ya, dan kudengar dia mati-matian memilih Dongsun-ssi dibanding pria manapun di kampus kita. Kudengar dari temanku, dia langsung menjatuhkan pilihannya pada Dongsun-ssi ketika pertama kali dia melihatnya pada pertandingan sepak bola."

"Hah? Jadi gosip yang beredar itu benar? Haneul-ssi sejenis... jatuh cinta pada pandangan pertama pada Dongsun oppa?"

"Dan sepertinya cintanya berbalas ya karena Dongsun-ssi mau menjadi modelnya."

"Eh apa maksud kalian dengan cinta? Ini hanya soal menjadi model kok."

"Lho tapi kan siapa tau setelah ini mereka bisa jadi pasangan?"

"Lagipula mereka terlihat cocok, yang satu cantik dan yang satu tampan."

"Aku setuju. Aku mau jadi shipper mereka, ah."

Mungkin karena yang lainnya sibuk memperhatikan MC di panggung, tidak ada yang mendengar pembicaraan para mahasiswi ini. Rasanya aku ingin memukul kepala mereka satu-satu dari belakang, tapi aku harus menahan amarahku. Jadi begitu? Jadi Haneul itu mati-matian memilih Dongsun? Berarti dia memang tertarik pada Dongsun dan berusaha mendekatinya, begitu? Dan selama ini Dongsun banyak menghabiskan waktu dengannya? Bahkan kencan kami dibatalkan waktu itu... dan mereka berduaan?

"Eunyul noona?"

Tepukan Chungdae di bahuku membuatku tersadar dari lamunanku.

"Eh ya, apa?" tanyaku linglung.

"Dongsun dan Haneul-ssi baru diumumkan menjadi pemenang pertama, dan noona tidak memberi reaksi apa-apa?"

"Oh, aku Cuma... tadi sibuk berpikir dan... yeah!"

Aku bersorak juga, tapi agak sedikit terlambat. Aku tau kenapa aku tidak menyambut kemenangan Dongsun dengan antusias. Aku cemburu.

"Aku akan mengenalkan desainerku pada kalian. Ini Kang Haneul-ssi dari jurusan desainer, semester dua," ujar Dongsun yang mendekati rombongan kami bersama dengan Haneul, Haneul tersenyum dan membungkukkan badannya, "ini Suk Youngkyong dari jurusan manajemen, semester dua; yang ini Joon Yeowoo dari jurusan hubungan internasional, semester empat; dan kau sudah kenal Chungdae; yang ini Baek Choeun pemilik caf Million Stars dan ini Hwan Eunyul, asisten dosen di jurusan art & craft."

Aku sebenarnya agak kesal Dongsun tidak mengenalkanku sebagai "pacarnya" tapi sudahlah. Aku hanya perlu menegaskan eksistensiku di depan Haneul ini.

"Hai, aku Kang Haneul. Aku mengenal Youngkyong-ssi, aku sebenarnya adalah fan ("yeay! Ayo kita foto bersama!" seru Youngkyong antusias); dan aku lihat Yeowoo-ssi menjadi pemenang lomba masak kemarin; tentu aku kenal Chungdae-ssi; aku juga pernah ke Million Stars dan kurasa aku akan mampir lagi nanti (Choeun bersorak senang); dan aku pernah melihat Hwan gyosunim di sekitar kampus. Senang mengenal kalian!"

"Kurasa kita perlu merayakan kemenangan kalian," saran Choeun sambil menepuk lengan Dongsun.

"Baik, ayo kita makan dan aku yang akan mentraktir kita semua," setuju Haneul yang disambut sorakan yang lainnya.

Ya, ya, tetaplah berada di sekitar kami dan kau akan segera tau siapa aku, Haneul. Aku bukan sekadar dosen di kampus ini, tapi aku PACAR MIN DONGSUN. Camkan itu!

When I see you fast asleep in my arms

I can't take my eyes off you for a second

You're so pretty

I feel like my breath will stop

How can I fall asleep

Before my story ends, you will dream

Close your eyes and listen carefully to my story

Little star tonight

All night, I will watch over you

tonight

My love tonight

All night, I will watch over you

All night, I will watch over you

(Standing Egg -- Little Star)

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun