Mohon tunggu...
Auxilla Nanda
Auxilla Nanda Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

@auxillananda

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

About You (4)

6 Maret 2024   08:36 Diperbarui: 6 Maret 2024   09:08 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Wait (don't let go)

And pretend (don't let go)

Hold on and hope that we'll find our back in the end

 

Saat itu aku telah kembali ke kota untuk aku menimba ilmu. Liburan hari raya yang tidak pernah aku lupakan. Mendapatkan fakta yang mengejutkan hingga akhirnya kejailan Mas Awan membuahkan hasil. Aku dan Samudra semakin dekat. Berawal dari saling melihat cerita whatsapp, hingga membalas cerita whatsapp itu dan berlanjut membahas dari hal-hal penting seperti "kamu disana sekolah dimana?" hingga hal remeh seperti "Tinggi badanku menyusut Samudra, aneh ga si?"

Semakin hari, kami semakin dekat. Semakin sering mengabari satu sama lain. Samudra yang begitu perhatian, selalu bertanya bagaimana hari-hariku. Bagaimana saat hari pertama aku mencoba hal baru hingga bagaimana kondisiku saat ada masalah sekolah lain yang mulai menghasut sekolahku. Aku yang membacanya dengan semangat menceritakan apa yang terjadi. Apa yang tidak aku suka dan apa yang menjadi pikiranku saat itu. Ia selalu membalas dengan kalimat-kalimatnya yang membuat aku tidak usah memikirkan hal itu kembali. Saat itu Samudra juga menceritakan bagaimana kehidupannya di sekolah. Ia bercerita bahwa ekstrakurikuler futsal yang ia ikuti akan mengikuti pertandingan. Aku yang membacanya sangat antusias dan selalu memberinya dukungan. Hingga akhirnya, aku mendapat kabar bahwa ia berhasil menaiki podium dengan senyumannya yang khas. Aku mengucapinya selamat dan ia membalas dengan sangat manis.

Saat itu, Samudra banyak sekali menceritakan tentang turnamen yang akan dia ikuti. Dia juga bercerita apa saja yang menjadi tantangannya, apa yang harus dia lakukan sebelum tanding, dan selalu mengabari setelah pertandingan selesai. Saat itu, notifikasi yang menjadi favoritku adalah "Senja, timku menang!" atau mungkin notifikasi yang membuatku turut sedih, "kalah Senja, maaf ya." Saat aku mendapatkan notifikasi seperti itu, aku selalu menguatkan Samudra dan mengingatkannya masih banyak kesempatan yang bisa ia ambil. Mungkin ia sudah sangat bosan membacanya, tapi aku tetap mengirimkan pesan, "Semangat terus Samudra! Sudah terkeren!" dan ia menjawab dengan kalimat yang sama manisnya, "Terima kasih Senja, sudah selalu ada dan support aku! Doakan untuk di pertandingan selanjutnya ya." Terkadang ia juga bercerita jika ia bermain dengan underperform dan bagaimana perasaannya saat itu. Jika ia sedang bercerita, ia hanya ingin didengar dan tidak ingin membaca kata-kata semangat. Ia hanya ingin dinasihati dan dikritik mengapa permainannya bisa begitu buruk.  Mungkin aku tidak terlalu tahu tentang permainan bola yang umumnya dimainkan oleh laki-laki, tapi aku mencoba untuk memberi saran-saran yang umum dan menurutku lebih diperhatikan lagi dan Samudra pun membalas dengan stiker favoritnya, stiker kucing tersenyum.

Mungkin dari awal, aku hanya menceritakan bagaimana kita berkomunikasi hanya dengan saling mengirimkan teks di sebuah aplikasi. Tidak ada yang lain. Tetapi, itulah yang berkesan bagiku. Samudra memang tidak pernah menelepon. Ia hanya mengirimkan pesan-pesan singkat, tapi bermakna bagiku. Aku pernah membaca pernyataan orang. Ia berpendapat, bahwa mengirimkan pesan itu bisa saja tidak memakai perasaan. Mereka hanya menulis dan mengirimkannya dengan hati dingin.  Aku tidak sependapat dengan pernyataan itu. Menurutku, semua yang kita tulis itu dari hati. Mengapa kita tulis? Karena kita tidak sanggup untuk mengatakannya dan alhasil mengatakan hal tersebut melalui tulisan. Sama sepertiku sekarang. Aku tidak bisa mengatakan kepadanya secara langsung. Jadi aku membuat ini untukmu, Samudra.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun