Mohon tunggu...
Dwi Pakpahan
Dwi Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

WNI

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melukis Kabut dan Pelangi

3 Mei 2021   12:16 Diperbarui: 3 Mei 2021   12:22 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Telah kulukis hari-hari dengan kabut airmata menggunakan kuas kesedihan meratapi diri.

Ternyata baru kusadari lukisan itu begitu jelek. Aku benci melihatnya, penuh dengan goresan kedukaan.

Dengan emosi di hati, aku mengambil warna putih kemudian menyapunya di lukisanku sehingga menjadi putih seperti kapas.

Lalu aku berpikir untuk melukis sesuatu yang indah di atasnya. Perlahan namun pasti warna putih tersebut berubah menjadi lukisan pelangi kegembiraan.

Walaupun penuh perjuangan, akhirnya lukisanku telah berubah menjadi cantik. Dan aku pun tersenyum penuh kepuasaan.

2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun