Mohon tunggu...
Vian Gober
Vian Gober Mohon Tunggu... -

Pemberontak Cermin Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mata Buat Nades

19 Maret 2014   16:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:45 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13951965541770331065

Tanpa bicara panjang lebar ia segera duduk disamping kanan natalia, “ndre, aku sudah gak sabar nih ingin melihat !!”

Andre hanya tersenyum mendengar harapan natalia, “sungguh baik sekali orang yang mendonorkan matanya itu, padahal kata ibu pendonor itu masih hidup ndre” “Kamu harus bersyukur natalia karna masih ada orang yang seperti itu” “oh iya ndre, apakah masih ada sedikit saja rasa sayang kamu untuk aku ?” “maksud kamu natalia ?”

Andre kaget mendengar ucapan natalia yang tidak pernah selama ini ia terucap dari bibirnya. “maksud ku, apa kamu masih menyimpan perasaan sama aku ?” “perasaan aku ke kamu, ga secepat itu hilang, jadi aku masih menyimpan harapan sama kamu, kenapa kamu bertanya seperti itu natalia ?” Tanya andre terheran, “karna sebenarnya aku juga memendam perasaan ndre sama kamu, hanya karna ketidak sempurnaan ku, aku merasa tidak pantas mendampingimu”

“Kamu bodoh natalia, cinta itu buta, cinta itu menerima apa adanya jadi aku ga peduli apapun yang terjadi sama kamu, dengan tulus aku menerima kekurangan kamu.” “aku ga mau ndre kalau kamu harus menderita hanya karena mempunyai kekasih yang tidak sempurna” Andre hanya terdiam, “ndre kalau nanti aku dapat melihat, aku mau mencintai kamu dengan tulus”

“Sungguh apa yang kamu katakan itu natalia ?” “Iya, ndre karna selama ini orang yang dapat memberikan aku kenyamanan hanya kamu”

Andre sangat bahagia mendengar ucapan natalia yang secara tiba-tiba, “ndre, pasti tempat ini indah sekali aku tidak sabar ingin melihatnya” “benar natalia, tempat ini begitu indah”


Mereka sejenak terdiam andre mulai mendekap erat tubuh natalia dengan kasih sayang yang begitu dalam.

Keesokan paginya andre terbangun dari tidurnya yang lelap, hari ini adalah hari terakhir ia melihat dunia, ia mulai mencuci wajahnya dan pergi keluar halaman rumah memandang alam yang begitu asri dan udara yang sangat sejuk ia berfikir mungkin natalia akan bahagia jika ia dapat melihat ini semua, tanpa fikir panjang ia segera mempersiapkan diri untuk melaksanakan pencangkokan mata untuk natalia, sesaat ia ingin pergi didepan teras ia bertemu dengan novie (sepupu andre).

”kamu ingin kemana ndre ?” Tanya novie curiga, ”hari ini aku dan natalia akan melakukan pencangkokan mata” Jawab andre ragu ”apa kamu yakin dengan semua itu ndre, apa kamu sudah berfikir matang - matang, ini bukan perkara sepele ndre kalau kamu tidak yakin sebaiknya jangan dari pada nanti kamu akan menyesal”

Ucap novie yang seakan tidak ingin andre melakukan ini semua, ”aku yakin novie, aku sudah memikirkan semuanya sudah cukup puas aku melihat pahit dan manisnya kehidupan ini, namun sedikitpun natalia tidak pernah melihat indahnya dunia ini, jadi aku akan memberikan kebahagiaan untuknya biarlah semua ini terjadi aku ikhlas memberikan kedua mata ku ini”

Mendengar penjelasan andre dan novie tidak dapat berbuat apa-apa ia hanya terdiam dengan matanya berkaca-kaca, begitu besarnya rasa sayang andre terhadap natalia, ”novie aku berangkat dulu ya ?” Pamit andre padanya, andre mulai pergi dari hadapan novie dan ia lekas pergi kerumah sakit sendiri dengan menggunakan sepeda motornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun