Sesampainya dirumah sakit terlihat natalia dan keluarganya sedang menunggu kedatangan andre, namun natalia masih tidak mengetahui bahwa seseorang yang mendonorkan matanya adalah andre. Andre lekas menemui dokter sepesialis mata yang akan menanganinya.
”Bagaimana dok, apa operasinya sudah dapat dilakukan ?”
Tanya andre pada salah satu dokter itu, ”kalau anda sudah siap operasinya akan segera dilaksanakan” Jawab doter itu seakan meyakinkan andre, ”saya sudah siap dok,,,,!”
Balas andre singkat. Andre sudah siap natalia pun begitu mereka segera masuk keruang operasi untuk melakukan transfusi mata, operasi itu memakan waktu yang cukup lama dengan dibantu beberapa spesialis dokter mata operasi itu berjalan dengan lancar namun andre dan natalia belum sadarkan diri, seluruh keluarga natalia hawatir dengan keadaan andre dan natalia apakah mereka akan baik-baik saja, waktu terus mengalir bagaikan air gelap pun sudah menyelimuti langit seluruh keluarga telah lelah menanti kesadaran andre dan natalia mereka meninggalkan rumah sakit dan kembali kerumah masing-masing.
Malam semakin laut disisi lain novie tidak henti-hentinya memikirkan keadaan andre ia berfikir mengapa andre begitu mau mendonorkan matanya hanya untuk seorang wanita yang sangat dicintainya.
Senja mulai tiba perlahan andre mulai sadar dari biusan obat yang membuatnya tak sadarkan diri, ia merasakan kegelapan disekelilingnya ia mulai menyadari dirinya sudah tak dapat melihat lagi namun ia tidak merasa sedih dengan keadaannya, ia terdiam sejenak berfikir bagaimana keadaan natalia, mengapa disaat keadaannya yang begitu buruk ia masih bisa memikirkan orang lain.
Sesaat salah seorang perawat datang keruang itu untuk memeriksa andre, suster itu mendekat ke tubuh andre dan memberikan suntikan yang ditancapkan dipergelangan tangan kanan andre.
”suster,,,,,” Sapa andre.
”ada apa mas ?”
Jawabnya singkat
”kapan saya bisa keluar dari rumah sakit ini sus ?”