Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Delman Mang Dule

25 Agustus 2020   14:29 Diperbarui: 25 Agustus 2020   14:53 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terdengar ibu Andi buru-buru memutar kunci pintu dan membukanya.

Begitu keluar langsung memeluk Andi.

"Masya Allah nak. Kenapa datang malam-malam?"

"Besok saja ceritanya bu, cape sekali nih."

"Kalian pasti lapar ya?"

"Tentu saja bu, kami tadi hanya makan mie rebus di terminal," jawab Andi, melihat ga ada yang menjawab pertanyaan ibunya.

"Ya sudah, ayo masuk ... masuk. Andi antar mereka langsung ke kamar belakang sekalian ke dapur. Ibu mau hangatin sayur dulu."

Mereka pun masuk. Setelah bersih-bersih dan makan. Tak satu pun yang berminat ngobrol, mereka langsung tumbang.

Mereka baru terbangun atau dibangunkan ketika adzan subuh terdengar. Andi yang pertama bangun dan membangunkan kawan-kawannya.

"Nyenyak sekali tidur kalian." Ibu Andi membereskan piring-piring bekas sarapan.

"Maklum bu, habis jalan empat kilo," kata Iwan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun