Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Delman Mang Dule

25 Agustus 2020   14:29 Diperbarui: 25 Agustus 2020   14:53 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mang, mang Dule, kita bisa ikut ga?" teriak Andi.

Delman terus berjalan, melewati mereka. Jangankan berhenti, mengurangi kecepatan pun tidak. Bahkan saisnya, yang dipanggil mang Dule, menoleh pun tidak.

"Hei mang Dule, heiii ...." Kali ini bukan hanya Andi yang manggil.

Semua memanggil, "mang Dulee, kita ikut!"

Delman terus berjalan. Sais dan penumpangnya menengok ke arah mereka pun tidak. Terus berjalan. Andi dan kawan-kawannya hanya bengong.

Setelah sekian menit.

"Ndi, itu mungkin bukan mang Dule," kata Joko.

"Aku ga mungkin salah. Terakhir aku ke sini masih numpang delmannya kok. Aku yakin itu mang Dule," Andi meyakinkan.

"Tapi kenapa doi diam saja?" Iwan penasaran.

"Ya ga tahu," balas Andi.

"Aneh, kalaupun bukan mang Dule, harusnya berhenti kan, kita ini penumpang kan?" Iwan makin keheranan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun