Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Delman Mang Dule

25 Agustus 2020   14:29 Diperbarui: 25 Agustus 2020   14:53 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kenapa juga datang malam-malam," ujar ibu Andi. "Kamu juga Andi, kan sudah tahu di sini kalau malam ga ada angdes."

"Rencananya sih sore bu, nyampe sini. Tapi itu dia, mobilnya mogok parah. Sampai satu jam lebih. Kesorean deh," timpal Andi.

"Iya bu, mana hujan lagi," sahut Iwan lagi.

"Tapi alhamdulillah kan kalian akhirnya nyampe juga."

"Tapi bu, kok perasaan semalam ada yang aneh deh," tanya Andi.

"Aneh bagaimana?"

"Itu, waktu tadi malam, lewat desa Sukajaya dan Sukasenang, kok sepi banget, ga ada seorang pun yang di luar rumah. Padahal belum malam-malam amat, baru jam delapanan. Kayak desa kosong saja."

Ibu Andi diam saja. Hanya mengelap-elap meja makan.

"Perasaan waktu pulang enam bulan yang lalu, ga sesepi kayak semalam."

Ibu Andi menghentikan mengelap meja, lalu menoleh kea rah Andi. "Kamu mau dengar ceritanya?"

"Lho! Emangnya ada cerita apa bu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun