Harga insektisida kecil itu hampir sebanding dengan pupuk yang ia beli sebelumnya.
Azis merogoh sakunya. Uangnya bahkan tidak cukup untuk sebotol kecil.
Ia mencoba bernegosiasi lagi, tapi Kacak tetap bersikeras.
"TIDAK ADA HUTANG!"
Azis keluar dari kios dengan kepala tertunduk. Hujan mulai turun, menyisakan bau tanah basah di udara.
"BCL, aku tidak tahu harus bagaimana..."
Di tengah perjalanan pulang, hujan semakin deras. Jalanan tanah berubah licin, dan motor butut Azis berderit tak nyaman.
Saat ia hampir sampai di kebunnya, tiba-tiba motor itu tersentak. Mesin meraung sejenak, lalu mati begitu saja.
Azis menekan gas. Tidak ada reaksi.
Ia turun, memeriksa tangki bensin. Kosong.
Kepalanya menunduk.