antara cinta dan ketidakpekaan, pasangan yang di harapkan untuk peka terhadapnya dan realita yang sangat ditunggu untuk kepekaannya sesuai yng diharap
ketika dewasa kita bingung memilih antara realita atau harapan yang sesuai dengan kita, kita dituntut untuk hidup dengan keselarasan yg sepadan realit
Apa jadinya generasi emas jika masih terjadi ketimpangan pendidikan di Indonesia?
Apakah yang kita lihat benar-benar nyata? Pertanyaan ini membawa kita pada tiga konsep fundamental: realita, ilusi, dan kesadaran.
Pelajaran PKN yang harusnya bikin kita melek negara, malah jadi bahan hafalan yang membosankan bagi beberapa orang.
jelikanlah kuping mencernah suara-suara bergemah di tapal batas.
Bukannya proses mencintai adalah belajar antara satu sama lain? Atau kata “ketidakcocokan” hanya tameng dibalik kata “tidak mau?”.
Waktu dipandang bukan sekadar linier, tetapi sebagai aliran yang memuat penundaan, ketidakpastian, dan peluang untuk tumbuh.
Tulisan di atas berdasarkan fakta yang ada di lingkup pemerintah mengatasnamakan buku bacaan dengan status penjualan ilegal untuk dijual dengan pajak.
Meski belum berkeluarga, saya sudah terbiasa memberikan sebagian gaji kepada orangtua
Kopi di kafe hanyalah kopi. Musik hanyalah musik. Keduanya bisa didapatkan di rumah, dengan biaya yang jauh lebih murah
Di tengah jalan rusak, malam gelap, dan dompet tipis, Bastian tetap menarik motor anaknya dengan cinta. Cerita ini menyayat hati, mengundang tawa geti
Di tengah hujan deras, bensin mahal, dan penolakan sekolah karena beda agama, Otong tetap sabar dan tegar. Dalam serangkaian apes yang bertubi-tubi, i
"Saya tidak ingin dikasihani. Saya ingin anak saya bangga karena ibunya berani berdiri saat semua orang mengira saya akan jatuh." — Dewi S.
Kalau semua harus realistis, lalu siapa yang berani hidup dengan sepenuh hati?
Kadang bukan kesuksesan yang membuat kita jauh dari orang lain, tapi hati yang mulai tinggi... dan lupa caranya membumi.
Bagaimana jika agama dijadikan tameng untuk mencari keuntungan, memalsukan sejarah, menjual kuburan, dan mengendalikan umat melalui dongeng spiritual?
Perceraian dan anak: Bagaimana cara menjelaskan realita tanpa meninggalkan luka dan trauma mendalam?
“Diam bukan berarti kalah. Pelan bukan berarti gagal. Kamu tidak lambat—kamu sedang dibentuk kuat.”