Rata-rata penghasilan bulanan saya sekitar Rp2 juta. Meski belum berkeluarga, saya sudah terbiasa memberikan sebagian gaji kepada orangtua. Tidak semua, tentu saja, karena saya juga harus memenuhi kebutuhan pribadi. Tetapi bagi saya, berbagi rezeki dengan orangtua adalah bentuk rasa terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan mereka sejak kecil.
Di masyarakat kita, memberi kepada orangtua kerap dianggap sebagai kewajiban moral sekaligus tradisi. Bahkan, tak sedikit yang menjadikannya "pos tetap" dalam anggaran bulanan, sama seperti biaya listrik atau cicilan. Namun, seiring perjalanan hidup, terutama ketika kita berkeluarga, muncul pertanyaan: berapa nominal yang ideal diberikan kepada orangtua, dan bagaimana cara mengomunikasikannya dengan pasangan?
Berapa Nominal yang Ideal?
Kalau dihitung-hitung, saya biasa menyisihkan sekitar 20--30% dari gaji untuk diberikan kepada orangtua. Artinya, dari Rp2 juta per bulan, sekitar Rp400--600 ribu saya transfer atau berikan secara tunai.
Apakah jumlah ini "patokan saklek"? Tidak juga. Kadang lebih, kadang kurang, tergantung kondisi keuangan saat itu. Yang penting bagi saya adalah konsistensi memberi, bukan besar kecilnya nominal.
Saya jadi penasaran, kalau dirata-ratakan, berapa sih biasanya teman-teman Kompasianer sisihkan untuk orangtua? Apakah ada yang menetapkan jumlah tetap, ataukah fleksibel mengikuti situasi?
Mengomunikasikan dengan Pasangan
Bagi yang sudah menikah atau sedang merencanakan pernikahan, topik ini sering kali menjadi bahan diskusi serius. Sebab, setelah menikah, ada prioritas baru yang harus diatur: biaya rumah tangga, pendidikan anak, tabungan masa depan, dan lain-lain.
Di titik ini, penting untuk:
Bersikap terbuka -- Sampaikan kepada pasangan bahwa memberi orangtua adalah kebiasaan atau prinsip yang ingin dipertahankan.
Menjelaskan alasan -- Ceritakan mengapa hal ini penting bagi Anda, baik dari sisi emosional maupun nilai keluarga.