Sukses itu dambaan. Hampir semua orang, dari anak kecil sampai orang tua, punya bayangan tentang "suatu hari nanti" yang indah. Hari di mana semua perjuangan berbuah manis. Entah itu soal karier, pendidikan, ekonomi, bahkan pelayanan. Tapi ada satu hal yang sering terlupakan dalam proses menuju sukses: kerendahan hati.
Padahal, bukan kesuksesan yang membahayakan, tapi hati yang tinggi kepala setelah mencapainya.
Aku pernah lihat seseorang yang dulu sangat ramah dan rendah hati saat masih berjuang. Tapi setelah sukses, sikapnya berubah. Bicaranya mulai meninggi. Tatapannya memandang rendah. Bahkan, ia mulai memilih-milih teman. Saat ditanya, jawabannya simpel, "Lingkupku sudah beda." Mungkin dia lupa, bahwa batu loncatan terbesar dalam hidup adalah orang-orang yang dulu dia abaikan setelah sukses.
Kesombongan kadang datang diam-diam, tak selalu tampak. Ia bisa muncul dalam bentuk sindiran, merasa paling benar, atau bahkan menolak masukan dari orang lain. Orang yang hatinya tak lagi bisa merendah, akan sulit belajar, sulit dipimpin, dan perlahan kehilangan esensi dari kesuksesan itu sendiri: menginspirasi dan memberkati.
Sementara itu, orang yang tetap rendah hati meskipun sudah berada di atas, justru akan semakin dikasihi dan dihargai. Mereka mudah didekati, ringan memberi bantuan, dan tidak merasa terganggu saat orang lain masih berproses. Bukankah itu bentuk sukses yang paling manis?
Kerendahan hati bukan soal berpura-pura kecil, tapi sadar bahwa semua yang kita punya adalah anugerah. Bahwa kita ini bukan siapa-siapa tanpa pertolongan Tuhan dan kebaikan orang lain. Bahwa hari ini kita bisa berada di posisi sekarang, mungkin karena ada orang yang pernah percaya pada kita, pernah memberi kesempatan, atau diam-diam mendoakan.
Sukses tidak akan membuatmu jatuh. Tapi kesombongan bisa. Ia menjauhkan kita dari orang-orang baik. Ia membuat kita lupa diri. Ia bisa menutup pintu-pintu berkat berikutnya hanya karena kita merasa sudah cukup tinggi.
Jadi, kalau hari ini kamu sedang menuju puncak, atau bahkan sudah ada di sana---jangan lupa lihat ke bawah. Bukan untuk meremehkan, tapi untuk menyapa mereka yang dulu berjalan bersamamu. Dan kalau kamu masih di tengah perjuangan, ingat: nanti saat kamu sampai, tetaplah menjejak tanah, jangan sampai melayang.
Karena yang membuat seseorang besar bukan hanya pencapaiannya, tapi bagaimana dia tetap bisa membumi, meski namanya sudah di langit.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI