Mohon tunggu...
martin Loi
martin Loi Mohon Tunggu... Literasi

Menulis artikel ilmiah,opini dan puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunyi Senapan

14 September 2025   07:22 Diperbarui: 14 September 2025   07:21 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

malam kelana tak berbintang 

orang-orang menjerit tiada henti 

terbuai satu jejak tak kehilangan

simbah biar terluka tak peduli 

setetes keringat bercampur darah berkucur kala tiba panas akan terhenti dingin musim semi bekukan semangat juang pendahulu

bunyi senapan hal biasa bagi mereka tak getar nyawa taruhan demi martabat tak mau diinjak merebah raga lantas kita takut cuma suara-suara ilusi di banding senapan 

merengut nyawa pendahulu tapal batas saksi bisu yang dihujani ratusan peluru lalu kita tak gerah ketika suara-suara ilusi penindas merayu senyap bagai lintah dibelantara yang tak terasa rakus hisapannya 

merdekakan pikiran kelak

tak sesat memandang realita

jelikanlah kuping mencernah suara-suara bergemah di tapal batas.

Keetau, Perbatasan Belu-Timor Leste, 8 Juni 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun