Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat 'Asal Bunyi' Pejabat Jadi Luka Rakyat

24 Agustus 2025   13:00 Diperbarui: 24 Agustus 2025   10:46 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena yang mengaku wakil rakyat joget-joget (Sumber: pilaradio.com)

Ucapan seorang pejabat publik seharusnya menyejukkan dan memberi harapan. Namun, ketika yang terdengar hanyalah komentar “asal bunyi”, dampaknya bisa jadi luka mendalam bagi rakyat yang sedang bergulat dengan kesulitan hidup. 

Kata-kata yang lepas tanpa empati bukan sekadar bunyi, melainkan cermin ketidakpekaan yang membuat jarak antara penguasa dan masyarakat semakin lebar. Ketika rakyat berharap pada kecerdasan, kebijakan, dan empati dari para pejabat publik, yang muncul justru serangkaian pernyataan kontroversial yang menyayat hati. 

Mulai dari Menteri Keuangan yang mempertanyakan apakah gaji guru sepenuhnya tanggungan negara, anggota DPR yang keliru menghitung tunjangan rumah, hingga wakil rakyat yang sibuk berjoget, tidur, atau bermain gawai saat rapat. 

Belum lagi usulan absurd agar guru dijadikan tester makanan bergizi. Fenomena “asal bunyi” ini bukan sekadar masalah etika berkomunikasi, melainkan cermin krisis intelektual dan empati di tubuh pejabat publik.

Lidah Pejabat, Luka Rakyat

Dalam demokrasi, pejabat publik tidak hanya bertugas menyusun kebijakan, tetapi juga menyampaikan aspirasi rakyat dengan kecerdasan dan ketepatan kata. 

Namun, yang sering terjadi di panggung politik Indonesia justru sebaliknya: lidah pejabat kerap lebih tajam dari kebijakan. Kata-kata yang seharusnya memberi arah justru melukai, yang seharusnya membangun harapan malah meruntuhkan kepercayaan.

Muncul pertanyaan di tengah masyarakat: apakah para pejabat benar-benar memahami beban rakyat, atau sekadar terjebak dalam retorika yang kosong makna?

Deretan Asal Bunyi yang Menghebohkan

Fenomena asal bunyi bukan sekadar isu sepele. Ia muncul berulang kali, dari berbagai lini kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun