Bapak bergeming. Bibir tipisnya berkomat-kamit tanpa suara.
Â
Walaupun Ibu mengulangi pertanyaannya, Bapak tetap bergeming. Ia duduk merunduk di tepi tempat tidur sembari meremas-remas jari.
Â
Ibu menghela napas dan kembali mengulang pertanyaan untuk ketiga kalinya dengan volume suara setinggi 5 oktaf. Bapak mendongakkan kepala. Kedua matanya menatap Ibu dengan nanar.Â
Â
"Dasar Bapak pelit! Jika tak ada sayur, jangan salahkan Ibu!" seru Ibu dengan gusar sembari melangkahkan kaki menuju teras.
Â
Ibu terperangah. Ternyata Bapak sedang duduk dan membaca buku Perang Vietnam dengan Amerika Serikat.Â
Â
"Ini uangnya. Kok kau malah bengong? Bukannya kau ingin belanja sayur?" tanya Bapak sembari menyodorkan uang 20 ribu Rupiah.