Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024). Fokus cerpen dan story telling. Skill business analyst, SMEs, green productivity, and sustainability. Kolaborasi, kontak ke wiryawansisca@gmail.com yang ingin dianalisis laporan keuangan, dll e-mail saja bahan2nya.dah biasa kerja remote. trims bnyk

Selanjutnya

Tutup

Horor

Misteri Caraka, Bab 5, Sayonara

8 April 2025   09:09 Diperbarui: 8 April 2025   09:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hamid. Sumber: pixabay.

"Orang miskin sepertiku memang lebih sensitif," tegas Hamid sembari tertawa kecil. Ia mengusap anak-anak rambut Rani. Kemudian, jari-jemarinya menjalar hingga tulang pipi si gadis yang mulai jengah.

"Jadi?" tanya Rani yang merasa wajahnya memanas karena ditatap Hamid sedemikian rupa. Sungguh berbeda berhadapan dengan Hamid yang tegas, dibandingkan dengan Asep yang flamboyan.

"Jadi apa?"

"Bagaimana jika ibumu tak menyukaiku?"

"Apa pedulinya?"

"Kau kan anak tunggal. Tentu ibumu berharap banyak padamu."

"Aku hanya mencintaimu," ujar Hamid menutup pembicaraan. "Tak perlu kau ungkit-ungkit lagi masalah ini. Jika aku bersikeras hanya ingin bersamamu, ibuku bisa apa?"

***

          Asep merana melihat kemesraan yang ditampilkan Rani dan Hamid. Hancur sudah. Tak ada harapan lagi untuk kembali berpacaran dengan Rani. Mantannya itu sengaja berkunjung ke rumahnya. Kemudian, mereka berdua saling menatap mesra di hadapannya. Tega banget!

          "Aku tak percaya kalian berdua berpacaran. Mana mungkin secepat ini. Baru dua minggu aku putus dengan Neng Rani," kata Asep dengan gusar.

          Rani tersenyum sangat manis. Terlampau manis di mata Asep. Tapi kedua mata yang biasanya menatap dirinya dengan lembut itu, tak pernah lagi tersenyum. "Aku tak peduli kau tak percaya. Yang terpenting jangan ganggu dan mengejar-ngejarku lagi karena sekarang aku sudah berpacaran dengan Hamid."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun