Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Buruk Sangka Terhadap Uji Vaksin TBC di Indonesia, Rasionalkah?

13 Mei 2025   03:28 Diperbarui: 13 Mei 2025   12:45 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksin (Foto:Infectiousdiseaseddvisor.com)

Uji klinis fase 3 diperkirakan akan menghabiskan 550 juta USD. GSK akan dibantu oleh Gates Foundation and yayasan Wellcome. Wellcome berpartisipasi lebih dari 150 USD dan Gates Foundation akan memberikan dukungan sekitar 400 USD.

Yayasan Gates pada hari Kamis, 8 Mei 2025 mengumumkan bahwa pihaknya akan meningkatkan pengeluarannya menjadi 200 miliar USD selama kurun waktu 20 tahun dan menutupnya pada akhir tahun 2045. Langkah ini diambil Gates di saat kondisi kesehatan masyarakat global yang sulit, di mana pemerintahan Trump baru saja membubarkan infrastruktur bantuan internasional AS dan badan yang mengawasinya. Bill Gates juga mengkritik pengurangan bantuan luar negeri dari AS, Inggris, dan Prancis dan mengatakan bahwa filantrofi tidak dapat menggantikan peran bantuan pemerintah dan memberi peringatan akan potensi mundurnya kemajuan kesehatan global.

Selain Wellcome, Bill & Melinda Gates Foundation, pendanaan penelitian yang akan mengungkap potensi M72 ini juga didukung oleh Departemen Pembangunan Internasional Inggris, Direktorat Jenderal Kerjasama Internasional di Belanda, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, dan Komisi Eropa (European Commission).

Semua pihak yang terlibat melakukan uji klinis mempunyai satu harapan yang sama yaitu dalam jangka panjang dunia memperoleh vaksin yang dapat diakses dan terjangkau untuk area-area dengan beban penyakit TB yang tinggi.

Gates MRI bekerja sama dengan berbagai pihak peneliti di berbagai negara, agar vaksin kandidat dapat melalui uji klinis fase 3. Sungguh pekerjaan pengembangan produk kesehatan yang dapat diakses secara global adalah tugas yang kompleks. Butuh kolaborasi dan kerja sama yang kuat di dalam setiap tahapannya.

Dilansir dari situs Wellcome, Dr. Lee Fairlie, Kepala Divisi Ibu dan Anak University of Witwatersrand, Johannesburg, Afrika Selatan dan sekaligus Kepala Peneliti untuk uji klinis di Afrika Selatan mengatakan, ”Mencapai fase 3 dengan kandidat vaksin TB yang sangat mendesak dibutuhkan adalah momen penting untuk Afrika Selatan karena hal ini menunjukkan adanya komitmen yang kuat dan mendunia untuk memerangi penyakit yang masih menyedihkannya masih sangat umum di komunitas kami. Afrika Selatan juga memiliki pengalaman yang cukup terkait TB dan uji-uji klinis vaksin, memiliki rekam jejak yang kuat dalam hal melindungi keamanan pasien dan menghasilkan data berkuatitas tinggi yang penting untuk perizinan.”

Uji klinis fase 3 melibatkan lebih dari 20.000 partisipan, termasuk mereka yang hidup dengan HIV, di 54 tempat di berbagai negara, seperti Afrika Selatan, Zambia, Malawi, Kenya, dan Indonesia. 

Uji klinis fase 3 dilakukan secara double blind, artinya baik partisipan maupun peneliti tidak mengetahui mana kelompok atau individu yang diberikan vaksin uji atau plasebo. Metode double blind penting untuk mengurangi bias hasil yang dapat muncul bila peserta maupun peneliti mengetahui apa yang mereka terima. Uji klinis dengan metode double blind sangat penting untuk memastikan efektivitas suatu obat atau vaksin adalah hasil dari mekanisme kerja obat atau vaksin itu sendiri, bukan karena efek plasebo ataupun karena harapan peneliti atau peserta. Pendekatan double blind ini adalah standar emas (gold standard) untuk mengevaluasi keamanan dan efikasi suatu obat atau vaksin..

Tuberkulosis juga menjadi penyebab utama kematian pada mereka yang hidup dengan HIV. Vaksin BCG hanya mampu memberikan perlindungan pada bayi dan anak kecil dari TB jenis yang parah dan tidak cukup memberikan proteksi untuk usia remaja dan dewasa dalam melawan TB paru yang paling banyak penularannya.

”Bila efektif, M72 akan menyegarkan kembali peperangan global melawan TB yang melemah karena pandemi Covid-19. Saya khususnya sangat bersemangat untuk melihat uji ini dilakukan karena saya bekerja sebagai seorang dokter di Ethiopia, di mana saya langsung melihat dampak TB paru pada masyarakat – sebuah vaksin yang dapat membantu mencegah penyakit tersebut akan sangat mengubah,” kata Alemnew Dagnew, kepala peneliti vaksin M72 di Gates MRI.

Dagnew mengetahui TB adalah masalah kesehatan dan juga masalah sosial ekonomi. Ia mengatakan bahwa penyakit ini terutama mempengaruhi manusia dalam usia-usia kerja utamanya dan membuat keluarga terdampak kehilangan pendapatan dan anak-anak yang kehilangan orang tua. Hampir setengah dari rumah-rumah tangga yang terdampak TB menghadapi 20% biaya yang lebih tinggi daripada pendapatan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun