Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Buruk Sangka Terhadap Uji Vaksin TBC di Indonesia, Rasionalkah?

13 Mei 2025   03:28 Diperbarui: 13 Mei 2025   12:45 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksin (Foto:Infectiousdiseaseddvisor.com)

Tiga kriteria suatu area ditetapkan sebagai kawasan penyakit prioritas adalah:

- Ada beban penyakit dalam skala besar (substansial) di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah (LMIC).

- Belum tersedianya vaksin atau produk lain untuk mengatasi penyakit tersebut, namun pengembangan produknya masih berjalan dan dimungkinkan untuk secara teknis jalur mendapatkan lisensinya.

- Izin/ lisensi dan akses terhadap vaksin di negara LMIC dapat dipercepat dengan keterlibatan WHO.

PPCs bukanlah panduan yang statis, tetapi terus menerus diperbarui bila tersedia informasi baru akan suatu penyakit ataupun produk yang relevan.

Saat ini ada berbagai PPCs yang sudah tersedia dan dapat diakses seperti PPC untuk vaksin malaria, vaksin HPV terapetik, vaksin Streptococcus grup A, vaksin Streptococcus grup B, vaksin influensa generasi berikutnya, vaksin Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan antibodi monoklonal untuk imunisasi pasif terhadap RSV, vaksin Herpes Simplex Virus (HSV), vaksin Enterotoksigenik E.coli (ETEC), vaksin Shigella, vaksin gonokokus, antibodi monoklonal HIV dan termasuk PPC untuk vaksin tuberkulosis (TB) baru dan vaksin tuberkulosis terapeutik.

Nah sesuai dengan PPC dari WHO inilah, vaksin tuberkulosis yang baru untuk remaja dan dewasa, baik yang sudah terinfeksi ataupun belum terinfeksi M. tuberculosis, dipersyaratkan harus memiliki paling sedikit efikasi 50% dan efikasi harus dapat dipertahankan setidaknya 2 tahun dan idealnya 10 tahun.

Pendanaan uji klinis M72

Kandidat Vaksin M72/AS01E dikembangkan sejak tahun 1999 hingga uji klinis tahap 2b oleh GSK bekerja sama dengan Aeras dan International AIDS Vaccine Initiative (IAVI).  Aeras adalah organisasi bioteknologi nirlaba yang berfokus pada pengembangan vaksin TB. Kantor pusat Aeras ada di Rockville, Maryland, AS dan memiliki kantor di Cape Town, Afrika Selatan dan Beijing, China.

Pada tahun 2020, GSK mengumumkan kerja samanya dengan Gates Medical Research Institute (Gates MRI), anak perusahaan Yayasan Bill & Melinda Gates untuk uji klinis fase 3. 

GSK memberikan bantuan teknis kepada Gates MRI dan memasok komponen ajuvan vaksinnya untuk keperluan uji klinis ini. Ajuvan adalah bahan yang digunakan dalam beberapa vaksin untuk membantu meningkatkan respon imun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun