Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Buruk Sangka Terhadap Uji Vaksin TBC di Indonesia, Rasionalkah?

13 Mei 2025   03:28 Diperbarui: 13 Mei 2025   12:45 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksin (Foto:Infectiousdiseaseddvisor.com)

Dilansir dari BBC, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan Indonesia dan dunia membutuhkan vaksin TBC terbaru.

“BCG efektivitas utamanya hanya untuk anak-anak, mencegah TB berat dan kematian akibat TB pada anak,” jelas Tjandra, “Jadi sudah amat patut dibuat vaksin baru yang jauh lebih efektif.”

Dilansir dari media Detik, berikut adalah 10 besar negara dengan kasus TBC terbanyak di dunia yaitu India (2,8 juta kasus, 315 ribu kematian per tahun); Indonesia (1,090 juta kasus, 125 ribu kematian per tahun); China (741 ribu kasus, 25 ribu kematian per tahun); Filipina (739 ribu kasus, 37 ribu kematian per tahun); Pakistan (686 ribu kasus, 47 ribu kematian per tahun); Nigeria (499 ribu kasus, 64 ribu kematian per tahun); Bangladesh (379 ribu kasus, 44 ribu kematian per tahun); Kongo (334 ribu kasus, 38 ribu kematian per tahun); Myanmar (302 ribu kasus, 44 ribu kematian per tahun); dan Afrika Selatan (270 ribu kasus, 25 ribu kematian per tahun).

Menkes Budi membantah opini yang mengatakan Indonesia menjadi kelinci percobaan vaksin. Ia menyesalkan vaksinasi malaria sebelumnya yang tidak efektif untuk warga Indonesia karena Indonesia tidak terlibat secara langsung dalam fase uji coba klinisnya. Vaksin malaria tersebut ampuh pada genetik Afrika, tetapi tidak untuk Indonesia.

“Ini bukan seperti kelinci percobaan seperti itu, Indonesia berpartisipasi karena Indonesia pasiennya banyak yang meninggal. Kita waktu malaria ngak ikut, pas sudah ketemu tuh vaksinnya ternyata vaksin khusus. Cocoknya pasien genetik Afrika. Jadi vaksin malaria hanya cocok di Afrika, Indonesia ngak, padahal kan kita banyak juga kasusnya,” kata Menkes Budi Gunadi.

Dilansir dari BBC, Menkes Budi Gunadi menyebut ada tiga manfaat Indonesia menjadi salah satu tempat uji klinis vaksin TB, yaitu:

- Indonesia bisa mengetahui lebih dahulu terkait kecocokan vaksin ini untuk orang Indonesia karena ada kaitan anatara efektivitas vaksin dengan genetik penerima.

- Indonesia bisa turut mempelajari teknologi vaksin, misalnya institusi pendidikan yang terlibat langsung dalam uji klinis seperti UI dan Unpad.

- Indonesia mempunyai daya tawar untuk kelak memproduksi vaksin. “Sekaligus bisa menegosiasi nanti kalau ini sudah jadi, kita bisa lakukan produksinya lebih cepat di Bio Farma di Indonesia,” kata Budi.

Komitmen global pemberantasan TBC

Menurut WHO, secara global tuberkulosis masih menjadi penyebab utama kematian akibat mikroba tunggal. TBC terutama menginfeksi mereka yang tinggal di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Mereka yang paling beresiko terkena adalah yang hidup dalam kemiskinan dengan kualitas hidup dan kondisi lingkungan kerja yang rendah serta tidak tercukupi kebutuhan nutrisinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun