Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Orthorexia Nervosa, Obsesi Tersembunyi di Balik Makanan Sehat

10 September 2025   03:00 Diperbarui: 31 Agustus 2025   17:43 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Orthorexia. (via Kompas.com)

Semua orang sepakat makan sehat itu pilihan bagus. Niatnya sudah benar, tujuannya jelas: badan lebih bugar, hidup lebih panjang.

Maka banyak orang mulai selektif. Gula dikurangi, gorengan dijauhi, makanan ultra-proses ditinggalkan.

Gerakan seperti ini sering disebut clean eating. Masalahnya, di balik niat mulia itu ada jebakan.

Niat baik bisa berubah jadi persoalan besar yang justru mengganggu kesehatan jiwa.

Nama masalah itu orthorexia nervosa. Ini bukan sekadar pola makan, melainkan obsesi yang tidak sehat. Istilahnya diperkenalkan oleh dokter Steven Bratman pada tahun 1997 (British Dietetic Association).

Para ahli mendefinisikan orthorexia sebagai obsesi pada makan yang sangat murni (Healthline).Pada titik ini, orang tidak lagi makan untuk sehat, melainkan digerakkan rasa cemas dan takut salah pilih.

Semua makanan dibelah jadi dua kubu: "baik" dan "jahat". Fleksibilitas hilang.

Biasanya kondisi ini tumbuh pelan-pelan. Awalnya cuma disiplin biasa, lalu makin kencang, bahkan bisa sangat ekstrem.

Dampaknya terasa di kehidupan sosial. Undangan makan bareng sering ditolak karena khawatir makanannya tidak "bersih".

Standar pribadi menjadi kaku. Di sini, makan sehat kehilangan maknanya. Bukan lagi menyehatkan batin, malah membangun penjara mental yang menyiksa. Rasa cemas dan tertekan datang hampir setiap hari (Gaudiani Clinic).

Yang unik, obsesi seperti ini kerap dipuji. Orang lain melihatnya sebagai keberhasilan. "Hebat ya, bisa seketat itu," begitu komentar yang terdengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun