Aku sudah bekerja di Daerah Bekasi.
Suatu sore, aku mampir ke warnet dekat sekolahnya.
Niatnya sekadar menghilangkan jenuh --- dan mungkin, sedikit berharap bisa bertemu lagi.
Dan ternyata, takdir sedang bermain.
Dia masuk ke warnet itu. Wati.
Masih dengan senyum yang sama, tapi matanya tak lagi sehangat dulu.
> "Wati... hai. Aku bisa ngomong sebentar?"
Dia menatapku sebentar, diam, lalu melangkah pergi tanpa kata.
Aku hanya bisa berdiri, memandangi punggungnya yang menjauh.
Ada yang ingin kukatakan, tapi tenggorokanku kelu.
Yang tersisa hanya penyesalan --- seperti buku yang tak pernah sempat dikembalikan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!