Siang itu panas, tapi telapak tanganku dingin.
Sepulang praktik bengkel, aku naik angkot menuju sekolahnya. Jantungku berdetak terlalu cepat --- seperti mesin yang gasnya tak bisa dikendalikan.
> "Aku udah di depan sekolahmu," kukirim pesan singkat.
Beberapa menit kemudian, seseorang keluar dari gerbang.
Rambut pendek, senyum lembut, langkah kecil.
Dia melambaikan tangan sambil menggandeng seorang anak kecil --- adiknya.
> "Kamu Iwan, ya?"
"Iya... hehe, apa kabar?"
Suaranya ringan, tapi cukup untuk membuat dunia sekitarku berhenti sejenak.
Kami berjabat tangan. Hangat. Lama.
Dan aku tahu, momen itu akan kutulis di kepalaku selamanya.