Aku tahu, sesuatu berubah.
Sampai akhirnya, aku melakukan kebodohan terbesar:
memberikan nomornya ke temanku, sekadar iseng --- untuk "menguji".
Dan ternyata, aku justru menguji seseorang yang paling tulus.
> "Iwan, terima kasih ya udah ngujinya.
Gw kira cuma Allah aja yang nguji hamba-Nya, ternyata lo juga bisa,"
isi pesan terakhir dari Wati.
Sejak itu, dia hilang.
Tak ada lagi SMS, tak ada lagi "selamat pagi" yang bikin aku tersenyum tiap hari.
---
Dua tahun berlalu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!