Mohon tunggu...
Rian Diaz
Rian Diaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis banyak, membaca juga banyak

Pegiat teater dan menulis fiksi, pelajar etnografi dan pemerhati masalah-masalah bangsa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Gara-gara Senja Seno Gumira, dari Surakarta Saya Terkenang Larantuka

13 Juli 2023   16:18 Diperbarui: 16 Juli 2023   00:30 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Matahari terbenam, Senja. (Foto: KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA)

Untuk kalimat ini,Saya mendasarkannya pada suasana tanpa kehadiran sang pacar. Ketiadaan selalu membuka kesempatan bagi rindu.

Terlalu berhayal, kopi saya dingin. Saya pun meneguk kopi hingga selesai dan pergi meninggalkan Larantuka dengan senja yang hampir menghilang. Menyusuri lorong waktu atau membuka pintu ajaib Doraemon, saya telah berada di rooftop tempat saya tinggal dan senja telah menghilang dari langit Solo.

***

Setelah gelap semakin pekat menghampiri, ibu kos menyuruhku turun dari rooftop. Aku pun meneguk kopi itu sampai tuntas. Aku harus terbiasa dengan senja yang tanpa lautannya dan tanpa pacar. 

Namun jika ada yang bisa diulang, aku ingin senja di bukit Oebelo. Membelai lagi rambut pacarku dan larut dalam doa hingga senja selesai.

Begitulah!!!

Keterangan

Bekarang': menangkap ikan di air laut yang surut 
Ketura dan nere: alat yang dipakai untuk bekarang' A
rak dan tuak; minuman alkohol  di Larantuka
Nira; Tuak' manis
Bale-bale: tempat duduk dari bambu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun