Mohon tunggu...
Rian Diaz
Rian Diaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis banyak, membaca juga banyak

Pegiat teater dan menulis fiksi, pelajar etnografi dan pemerhati masalah-masalah bangsa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Gara-gara Senja Seno Gumira, dari Surakarta Saya Terkenang Larantuka

13 Juli 2023   16:18 Diperbarui: 16 Juli 2023   00:30 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Matahari terbenam, Senja. (Foto: KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA)

Semua orang adalah egois bukan, sebagaimana tokoh Aku dalam cerita "Sepotong Senja untuk Pacarku" itu. Dia masuk ke dalam gorong-gorong dan menukar senja milik sang pengemis. Manusia suka merampas kalau mereka punya tujuan dan kuasa.

Kota saya mengikuti garis pantai. Keberadaan pulau Adonara di sepanjang garis kota menciptakan dua arus yang bergerak berlawanan d lautnya. 

Orang-orang kota ini menyebutnya gonsalu. Konon, sebuah kapal Belanda pernah karam karena arus itu. Kisah ini tersimpan sebagai warisan sejarah masyarakat di sini.

Larantuka adalah pusat dari segala interaksi orang-orang tiga pulau. Pelabuhan kota tercipta dari sejarah yang tetap hidup sampai sekarang. 

Tempat di mana perpisahan dan pertemuan bernaung, perjalanan panjang maupun perjalanan pendek, tempat ditinggalkan atau meninggalkan untuk sementara atau selamanya. Kapal- kapal besar, kapal-kapal kecil dan perahu nelayan ramai hilir mudik.

Jika asam dan garam bertemu di belanga, maka menurut penuturan sejarah seorang Patih dari sebuah kerajaan di Jawa bernama Patih Golo bertemu dan menikah dengan perempuan dari gunung Ile Mandiri bernama Watowele. 

Dari pernikahan itu terbentuklah garis keturunan yang menjadi raja di kerajaan Larantuka. Kelak kerajaan itu dikenal sebagai kerajaan berlatar belakang agama  katolik satu-satunya di Indonesia.

Gambar Petualang diambil dari freepik
Gambar Petualang diambil dari freepik

Ritus-ritus keagamaan yang berpadu dengan budaya adalah perayaan tahunan di kota ini. Mulai dari prosesi laut di sepanjang garis pantai yang kuceritakan ini sampai deretan keheningan pada malam harinya jalanan kota.

Tak ada kiasan yang lebih sempurna dari senja yang digambaran Seno Gumira, dalam pertemuan gadis dari gunung dan pemuda dari lautan pada daratan yang tak seberapa luasnya ini. 

Entah pertemuan itu berada di bawa sinar matahari yang mana. Warna mentari terbit dan warna matahari senja seringkali sama saja," cairan logam, buih- buihnya pada lautan tetap saja putih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun