ada yang hanya menyisakan nama pada batu nisan.
Kami rela,
meski harta habis dijual untuk sebutir peluru,
meski cinta retak oleh jarak dan rahasia,
meski rindu keluarga terkubur di parit-parit basah.
Sebab yang kami kejar adalah udara bebas
yang kini kalian hirup setiap hari tanpa sadar.
Tapi,
hari ini aku duduk di bangku undangan,
dengan tongkat renta dan dada berdebar.
Namaku dipanggil,