Mohon tunggu...
Risky HidayatSiregar
Risky HidayatSiregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan lihat siapa yang mengatakan, lihat apa yang dikatakan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan yang Memeluk Buku

30 Juli 2022   23:24 Diperbarui: 30 Juli 2022   23:33 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Cuman memberitahu, kalau kau mau cerita atau rekomendasi novel kau bisa bertanya padaku"

 Belum aku menjawab, dia sudah kembali ke tempatnya, kembali sibuk dengan laptopnya. Dan aku memilih untuk pulang, aku sempat melihatnya ketika berjalan melewatinya, dia membalas tatapanku, aku pun memalingkan mataku kembali. Dia siapa.

Sesampai di kos, aku merebahkan badan dan kembali mengingatnya, apa iya aku harus bertanya padanya tentang novel yang enak dibaca, ngga usah deh, malas.

Hari-hari selanjutnya aku masih ke caf tempat andalanku istirahat dengan membaca novel atau kerja tugas. Dia juga ternyata sering ke caf itu, namun kok sebulan lalu aku tidak pernah melihatnya. Dia juga sering datang ke tempatku bicara sendiri, cerita tentang novel yang dia rekomendasikan. 

Aku hanya membalas dengan jawaban pendek. Namun anehnya seminggu berikutnya, aku sudah tidak sebal ketika dia datang, justru aku menunggu dia datang ke tempatku cerita tentang novel yang harus ku baca.

Saat itu aku tidak berpikir lain, hanya sekedar bertanya tentang beberapa novel yang harus kubaca duluan. Namun seiring waktu, pembahasan kami juga bertambah, kami cerita tentang kuliah, musik, film. Seiring hari kami pun berteman, kami janjian untuk datang ke caf yang sama, duduk di tempat yang sama.

Dia juga sering membuatku tertawa, dia lelaki yang humoris, dia juga masih sering menasihatiku sambil membawa nama neneknya. Entah neneknya pernah berkata atau itu cuman karangannya saja.

Setiap malam di kos, aku memikirkannya, jarang aku tertawa lepas semenjak aku meninggalkan kota asalku, bertemu dengan orang  baru. teman-teman ku disini hanya datang mengajak untuk mengerjakan tugas bersama, walau mereka juga jadi tempatku cerita disaat kesendirian mengelilingiku.

"Sebentar jam 4, di  tempat sama" dia menghampiriku ketika kelas sudah selesai.

"Sip" aku menjawab pendek, bukan karena cuek namun takut teman teman berpikir kami yang aneh aneh.

Sebelum jam 4 aku sudah duduk ditempat andalanku sembari menunggunya datang, aku menatap sekitar ternyata caf ini ramai, aku sering datang kesini namun tidak pernah menyadari suasana caf ini, dia juga berkata bahwa caf ini sudah menjadi tempat andalannya sejak SMA, sekedar nongkrong atau kerja tugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun