Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

FOMO Penulis, Mirip Lato- lato!

12 Januari 2023   07:09 Diperbarui: 12 Januari 2023   07:22 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi edit pribadi

FOMO, Fear of Missing Out.

Lato-lato ngetren, viral, dimainkan, buat masalah, berhenti sesaat, lalu dicoba lagi karena penasaran.

Membosankan? Memang. Tapi ya gara-gara FOMO, semua jadi ingin ikutan beli dan main lato-lato walau tahu mainan itu 'mengandung risiko' atau 'konsekuensi'.

Sama seperti penulis, khususnya yang ala zaman now. Bukan yang ala zaman 1990-an alias ABG seperti saya.

Omong-omong, (baca: nulis-nulis) Apakah Anda mengalami FOMO penulis?

Gimana 'sih FOMO-nya penulis ala zaman now itu?

1. Ingin laku dan laris dibaca seperti yang sering mejeng di beranda. Ingin menggaet klik dan pembaca sebanyak-banyaknya.

"Tidak ingin kehilangan kesempatan mumpung masih panas."

Opini: Well, tidak salah 'sih. Namanya juga mata pencaharian. Menulis memang salah satu jalan untuk menghasilkan uang. Jujur saja, kita butuh penghasilan untuk menghidupi keluarga kita.

Namun laku dan laris dengan jalan apa dulu? Apakah perlu selalu halalkan segala kata dan cara?

2. Ingin menulis sebanyak-banyaknya kata karena dikejar target.

"Tidak ingin meleset, sebab nanti tidak dapat bonus!"

Opini: Tanpa maksud merendahkan, memang penulis somehow seperti SPG atau penguber setoran. Akan tetapi ya, seyogyanya sesuai kesanggupan kita saja. Jangan sehari cuma sanggup 1000 kata lantas berani ambil pekerjaan menulis 10.000 kata misalnya. Miliki target pribadi dan berhentilah setelah tercapai.

Boleh lanjut jika masih ingin atau sanggup. Intinya, jangan pernah dipaksakan.

3. Ingin meroket dan dikenal serta memperoleh pengakuan. Lalu membuat aneka cara mencari 'pembenaran' misalnya mengumpulkan dukungan dan anggukan kepala para pembaca.

"Tidak ingin dianggap tidak bisa."

Opini: Semua kesuksesan tak ada yang instan, dimulai dari bawah atau dasar dengan usaha yang mumpuni. Bukan hanya hasil dari promosi editor, iklan dan lain-lain yang tidak diusahakan secara swakarsa dan 'alami'.

Cobalah cari bagaimana agar kita bisa dikenal dari aslinya karya kita, ciri khas kita, bukan dari apa yang dijadikan testimoni atau hanya mengandalkan angguk dan lope-lope pembaca saja.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun