"saya terpaksa akan memanggil orang tuamu, yang lain kerjakan halama 40 sampai 60 jangan ada yang keluar kelas jika ada saya panggil juga orang tuanya" Â ucap Bu Lina dan pergi meninggalkan kelas.
"buset halaman 40 sampai 60 totalnya 100 soal coy, mana ga ngerti lagi" keluh Adam si ketua kelas.
Dengan langkah goyah ia duduk dibangkunya, Tiwi yang berada di sampingnya berusaha tersenyum kepada Reina. Ia tahu Reina sebenarnya mempunyai kemampuan yang orang lain tidak punya. Ia jago menggambar, dahulu saat mereka menginjak bangku SMP Reina selalu memenangkan perlombaan menggambar. Tapi semenjak kejadian yang membuat Reina menjadi sekarang, ia tidak pernah menyentuh lagi alat gambar.
"Emm Ren" ucap Tiwi yang mencoba memulai percakapan.
Reina hanya menoleh tanpa mengeluarkan sepatah kata.
"kamu gapapa kan Ren" tanya Tiwi khawatir kepada Reina.
"kayanya karena udah terlalu sering membuat aku jadi gapapa dengan kondisi seperti ini" ucap Reina tersenyum getir menatap sepasang mata milik Tiwi.
                                                                          4.
Bel istirahat menggema di setiap sudut sekolah, siswa dan siswi berbondong bondong ke kantin dan tidak tahan untuk menyantap makanan favoritnya. Reina, Cut dan Tiwi pun melakukan hal yang sama. Mereka pergi ke kantin untuk menyantap makanan favoritnya, terlebih Cut ia memanfaatkan waktu instirahat untuk bertemu dengan cowo yang di sukainya secara diam-diam.
"Tiw Ren mau pesan apa nanti Cut pesankan?" tawar Cut.
"tumben baik" ledek Reina kepada Cut