"ayolah Cut nanti aku traktir deh" rayu Reina.
"tak mau Reina, Cut ingin pulang titik" sanggah Cut yang bersikeras untuk tetap pulang.
"ah ga asik kamu Cut"
"terserah kamu saja, Cut pulang duluan ya ajak yang lain saja hehe Assalamualaikum" pamit Cut kepada Reina yang kini wajahnya sudah cemberut.
"waalaikumsalam, ya udah sana pulang" ucap Reina tegas
"dih gitu aja ngambek, dah ah sampai nanti" ucap Cut menjauh dari Reina sambil melambaikan tangan.
"bye!"
Apakah Reina pasrah dan menerima keadaan ? Tentunya tidak, ia langsung mencari sahabatnya yang lain bernama Pratiwi. Gadis Jawa berotak cerdas, yang anehnya mau saja berteman dengan Reina yang bertolak belakang dengan dia.
Reina tidak perlu kerepotan mencari keberadaan Tiwi, jika tidak ada di kelas cari saja ke perpus jika tidak ada di perpus cari saja disanggar osis. Hal yang langka jika saat bel pulang bebunyi Tiwi langsung terbirit birit pulang.
***
Suasana yang sepi, bau buku yang khas dan jauh dari kata keributan. Perpustkaan, jangan berharap Reina akan membaca buku-buku yang tertata rapi di rak. Ia hanya ingin bertemu Tiwi, harapan satu-satunya teman yang bisa di ajak nongkrong.