Mohon tunggu...
Rahmi Putri Z
Rahmi Putri Z Mohon Tunggu... Pendidik

Suka nulis dipojok-pojok buku bacaan. Hobby nya mengamati manusia lainnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hati yang Tersentuh (Bagian 5: Hati yang Berdebar)

6 November 2022   18:30 Diperbarui: 6 November 2022   18:53 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keesokan harinya di sekolah, aku dikejutkan oleh Reni yang tiba-tiba datang dari arah belakang.

"Eh Ra, kamu tahu tidak kemaren itu seru sekali makan bersamanya, kamu kemana sih?.

"Kenapa tidak kembali?.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ditelpon disuruh pulang oleh ibuku.

"Ooo (Reni pun mengangguk).

Dan ia langsung melanjutkan ceritanya, "tahu tidak semalam aku jadi menghayal bagaimana kalau aku dengan Rafa sudah jadian, pasti seru sekali. Pulang dan pergi sekolah bersama, dan ..."apalagi ya? Akupun melihat mukanya yang lagi ngayalin apa yang sedang ia ucapkan.

Setelah beberapa lama kemudian guru masuk dan pelajaran dimulai. Setelah jam pelajaran selesai, jam istirahatpun berbunyi. Aku dan Reni seperti biasa pergi ke kantin untuk makan sesuatu, sambil makan kamipun membahas tentang puasa yang segera datang.

"Eh Ra, kita kan besok sudah mulai puasa, kamu punya acara apa saja waktu bulan Ramadhan? Biasanyakan kamu sibuk sekali setiap ramadhan ya Ra, walaupun tidak puasa di sini, kamu juga ikut mengurus pengajian, marhaban, rebana, memangnya kamu tidak bisa ya tidak usah ikut jadi panitianya? Kan masih banyak teman-teman kamu yang lain yang bisa mengurusinya? Reni menimpali pertanyaannya.

"Ya sih. Tapikan rasanya rugi sakali kalau tidak ikut, kan acaranya hanya sebulan saja dalam satu tahun, lagian aku sudah terbiasa ikut, jadi kalau aku tidak ikut rasanya ada yang kurang.

"Memangnya kenapa sih? Aku pun melihat Reni.

"Tidak sih, kalau kamu tidak sibuk, kita kan bisa pergi jalan-jalan tiap sore.

Tahun kemaren kamu kan tidak ada di sini, karena kamu berpuasa dengan keluarga kamu yang ada di Kota. Kamu tidak tahukan tahun kemaren itu orang-orang membuka pasar bedug, seru sekali kita bisa jalan-jalan sambil menunggu waktu sebelum berbuka, ngababurit bersama begitu.

"Ooh, boleh. Akupun senang dengan ajakan Reni tadi. Bisa diatur, lagian kamikan tidak setiap sore acaranya.

"Ooo ya, bagus lah. Kalau begitu kita bisa mengajak Rafa juga buat ikut bersama, kamu yang mengajak ya? Renipun membujuk ku.

"Ye, kamukan lagi puasa, tidak boleh. Aku pun menjawabnya sambil bercanda.

****************

Tetttt(bel pun berbunyi) kami yang sedang asyik bercerita merasa terkejut mendengarnya.

"Padahal baru sebentar, sudah bel saja. Reni menggumam.

"Ayo masuk kelas, nanti telat lagi. Akupun mengajak Reni masuk kelas.

Sambil berjalan masuk kelas, ternyata microphone sekolah berbunyi, yang tandanya ada pengumuman.

"Ra, ternyata kita kumpul bukan masuk kelas. Reni memberi tahuku.

"Oo iya, mungkin mau mengumumkan acara untuk bulan ramadhan.

"Dan kita dibolehkan cepat pulang,, yeee. Reni menimpali ucapan ku.

Setelah bercakap sebentar, kamipun langsung berbaris dan mendengar pengumuman yang disampaikan.

"Anak-anak silahkan berkumpul perlokal, cepat-cepat!.

Wakil kepala sekolah terlihat memberi instruksi kepada kami untuk segera berkumpul. Setelah beberapa menit kemudian, kamipun sudah siap mendengar pengumuman yang akan disampaikan dan ternyata benar pengumumannya tentang acara apa saja yang akan dibuat selama bulan puasa.

Singkat cerita, kami juga dibolehkan pulang cepat, karena guru-guru akan rapat. Sebelum pulang kami mengadakan acara bersalam-salaman dengan guru-guru dan teman-teman kami. Kemudian, setelah itu baru kami langsung bergegas untuk pulang.

Setelah sampai di rumah aku langsung bergegas lagi untuk bersiap-siap ke tempat rapat, karena hari Minggu sudah mulai berpuasa, kami mengubah jadwal rapat menjadi hari Sabtu pada waktu sorenya.

Setelah selesai sholat asar aku langsung bergegas meminta izin kepada ibu untuk pergi ke tempat rapat. Ternyata di depan rumah Rafa sudah menunggu, dia bilang kalau tempatnya di ubah menjadi di rumah ketua, karena mesjidnya lagi dipakai oleh ibu-ibu pengajian.

"Ra, kamu mau pergi bersama tidak? Mau pergi sekarang kan? Rafa menawarkan untuk pergi bersama.

"Oo, tidak usah, Aku lagi menunggu kawan ku. Akupun bergegas berjalan.

"Ayolah, akukan tidak tahu rumah ketuanya di mana? Sekalian jadi penunjuk jalan.

"Ooo, kamu mau mengajak bersama apa tidak sih? akupun merasa kesal dengan ucapan Rafa.

Rafapun mengangguk sambil tersenyum, akupun merasa malu dengannya karena merasa sok jual mahal. Akupun setelah itu langsung naik motor Rafa dan pergi bersamanya ke tempat rapat.

Setelah tiba di tempat rapat, kami melihat banyak teman-teman yang lain juga sudah berkumpul. Oleh karena itu, ketua langsung memulai acara rapat yang akan dilaksanakan.

"Karena semuanya sudah berkumpul, maka kita akan memulai acara kita sore ini, terlebih dahulu, selaku ketua, saya minta maaf karena secara mendadak waktu rapat kita di ubah menjadi sore ini dan harus dilakukan di rumah saya, sekali lagi atas perhatiannya saya mohon maaf selaku ketua. Dengan tidak memperpanjang muqoddimah, kita langsung saja memilih siapa-siapa saja yang akan membantu kegiatan kita ini. Mulai dari sekretaris, bendahara dan seksi-seksi yang dibutuhkan dalam acara yang kita buat ini.

Beberapa saat terlihat ketua berbincang-bincang dengan beberapa anggota lainnya untuk mempertimbangkan siapa yang akan dipilih. Setelah beberapa lama kemudian ketuapun menyebutkan siapa-siapa saja yang akan membantu menyiapkan kegiatan yang akan diadakan dan akupun terpilih menjadi bendahara kegiatan dan Rafa menjadi sekretarisnya.

Karena Rafa yang punya ide untuk membuat kegiatan, ia harus bisa bertanggung jawab untuk membuat proposal kegiatannya. ketua memberi penjelasan singkat.

"Dan sebagaimana yang telah kita bahas, acara tadarus. kita lakukan setiap habis sholat terawih dan untuk acara yang lain kita adakan setiap hari minggu. Bagaimana semuanya sepakat? (ketuapun menanyakan persetujuan semua anggota).

Semua anggotapun menanggapinya dengan baik.

"Dan untuk hari minggu acaranya kita mulai dari pagi, pada jam 9.00 WIB dan kita akan menyambung rapat kita besok malam.

Semua anggotapun mengangguk pertanda setuju dengan apa yang disampaikan oleh ketua tadi.

Setelah rapat selesai akupun langsung pulang, dan aku tidak pulang bersama Rafa karena Era menawarkan pulang bersama. Aku kemudian dengan senang hati menerimanya, jadi tidak perlu susah mencari alasan untuk menolak ajakan Rafa.

Sebelum pulang, Rafa mengajak pulang bersama dengannya, karena aku tadi sudah mau pulang bersama Era, akupun langsung menolak ajakan Rafa, tapi dengan keras hati ia terus-terusan mengajak untuk pulang bersama.

"Ayo Fira, pulang bersama.

"Kan tadi kamu pergi bersama-sama denganku, jadi kamu harus pulang bersama jugakan? Rafapun membujukku.

"Tapi aku sudah mau pulang dengan Era, kan kasian dia sudah menunggu, maaf ya Rafa. Aku mau pulang dulu. Aku membalas ucapannya.

"Ee, tunggu kalau gitu, kalau sudah sampai  dirumah kabari ya lewat wa?

"Ia tuan raja. Akupun menggodainya yang sedang terlihat serius, dan berkata kepadanya sambil tertawa kecil.

"Memang kamu siapanya aku?, harus aku kabari kalau sudah sampai di rumah.

Akupun tidak menghiraukan perkataan Rafa tadi, aku langsung pulang bersama Era. Di dalam perjalanan, aku berfikir tentang sikap Rafa yang sungguh perhatian kepadaku pada akhir-akhir ini. Setelah ku fikir-fikir sikapnya itu, mungkinkah kalau apa yang ia katakan pada waktu ditaman kota itu benar-benar betul. Karena akupun merasakan ada hal yang berbeda dengan sikap dan perhatiannya kepadaku.

********************

Keesokan harinya...

Karena hari minggu ini adalah hari pertama puasa kami tidak pergi marathon seperti hari biasanya, karena banyak sekali hal yang kami lakukan. Akupun harus mempersiapkan acara pertama pada hari puasa ini, sebagaimana yang telah direncanakan, kami akan melakukan kegiatan belajar marhaban, marawis dan rebana di mesjid. Tetapi acara tersebut belum bisa dimulai pada minggu pertama puasa karena kepala desa tempat meminjamkan alat untuk latihan tidak ada ditempat dan beliau baru akan pulang setelah sholat terawih. Tapi pada waktu itu kami hanya tidak jadi latihan rebana, dan untuk kegiatan yang lain seperti marhaban, tetap kami laksanakan.

Setelah selesai kegiatan kamipun membahas soal tadarus yang akan di mulai malam nanti, dan untuk mengantisipasi apabila acara belum bisa dilaksanakan pada malam ini, maka ketua mengumpulkan semua pengurus untuk membahasnya dan hasilnya pun ketua mengatakan apabila ada acara di mesjid pada malam ini, kami di minta untuk datang langsung ke rumah ketua untuk mempersiapkan beberapa hal. Pada waktu mendekati jam 9.00 malam setelah sholat, semua remaja mesjidpun diminta untuk langsung menuju ke rumah ketua, karena seperti yang dikatakan ketua tadi, mesjid tidak bisa digunakan untuk malam itu karena pengurus mesjid menggunakannya untuk beberapa pekerjaan. Karena adanya pengumuman aku langsung meminta izin pergi bersama Era ke rumah ketua dan berjanji akan pulang bersamanya.

Ketika aku mau pergi, terlihat Rafa yang langsung pulang dan setelah kejadian ditaman kota, aku memang berusaha untuk menjauh dari Rafa, tetapi aku tidak pernah memperlihatkan kepadanya, walaupun kadang didalam hatiku aku juga senang sekali bisa bertemu dengannya setiap saat, dan aku merasa dia tetap teman yang baik dan lucu. Tapi setelah kejadian itu, aku takut hal tersebut dapat menyakiti sahabatku Reni walaupun sebenarnya diantara aku dan Rafa tidak ada apa-apa, tapi kalau terlihat sering bersama, juga tidak baguskan.

Karena Rafa melihatku dan Era yang mau pergi, ia pun terlihat mendekat dan menyapaku.

"Kamu mau pergi sekarang dengan Erakan? Hati-hati ya. Ia selalu mengingatkan ku seperti itu.

Aku pergi tanpa meng-iakan katanya tadi, aku dan Era langsung saja pergi ke tempat rapat. Setiba disana acarapun berjalan santai, dan kami hanya merapikan alat-alat yang telah dipinjam oleh ketua dari rumah kepala desa dan mempersiapkan lainnya untuk kegiatan pada hari minggu yang akan datang. Karena tadi pagi acara pengisian waktu ramadhan sudah dimulai yaitu diisi dengan belajar marhaban, ketua mengumpulkan kami untuk menyampaikan ucapan terima kasih karena semua anggota telah hadir. Dan karena aku merasa rapat yang dilaksanakan tidak terlalu penting aku segera mengajak Era untuk bergegas pulang. Ketika akan pulang aku berpas-pasan dengan Rafa, tapi karena Era jalan didepanku, aku berusaha mengalihkan wajahku dari Rafa yang sedang bicara disamping arah masuk ke pintu dengan salah satu orang anggota lainnya, tapi malah tangannya menyenggol tanganku dan dengan refleks dia menghadap ke arah ku. Akupun langsung bergegas ke arah depan disamping Era, tapi malah Rafa mengikuti ku dari belakang. Akupun seperti berlari-lari kecil untuk menjauh darinya. Karena Era yang terlihat masih menyapa teman yang lain, aku langsung ke pagar untuk membuka pagar tanpa menunggu Era yang masih asik berbicara. Ketika aku membuka pagar malah tangan ku terjepit pagar karena tergesa-gesa dan tidak hati-hati. Aku merengek kesakitan, Rafa yang dibelakangku langsung menolong mengambil tanganku dari samping pagar dan menggeser pagarnya. Akupun tak bisa mengelak dari Rafa karena dia sudah berada didepanku, karena tanganku yang sudah memerah, Rafa langsung melihat tangan ku dan setelah itu ia langsung pergi mengambil motornya yang baru ia parkirkan. Ia langsung bersikeras mengajakku untuk mengantar pulang segera. Dengan tanganku yang masih sakit dan hatiku yang tidak karuan, aku naik ke motor dan aku bergumam di dalam hati dan berfikir, aku yang bersusah payah menahan perasaan ku agar tidak berubah malah menjadi bertambah dekat dengannya. Rasanya aku ingin menangis dan ingin menghajar Rafa yang selalu membuat perasaanku tak karuan.

********************

Setelah kejadian malam itu, aku berusaha untuk tidak menjauh lagi dari Rafa dan mengambil keputusan untuk bersikap biasa saja kepadanya, aku pikir dia itukan hanya berteman denganku kenapa harus merasa segan, walaupun kadang-kadang aku merasa tidak bisa bersikap biasa-biasa saja. Dari saat itu aku berusaha untuk bersahabat seperti pertama aku berjumpa dengannya.

Selama ramadhan kami tetap melakukan kegiatan belajar di sekolah sesuai dengan hasil rapat guru-guru, tapi jam pelajaran di kurangi menjadi satu jam tiap mata pelajaran, jadi kami pulangnya lebih cepat dari pada hari biasa.

********************

Tidak terasa puasa pun sudah menunjukkan hari ke 7, tepatnya hari Sabtu. Ketika di sekolah, Reni menagih janjinya untuk mengajakku pergi ke pasar bedug. Dengan senang hati aku menyetujui ajakannya untuk pergi ke pasar bedug pada sore harinya.

Tepat setelah sholat asar, Reni sudah membunyikan klakson motornya di depan rumah ku, seperti tidak sabar ia berulang-ulang membunyikan klakson motornya.

"Kamu kenapa sih, tidak sabaran sekali? Aku menanyainya.

"Tidak nanti keburu ramai, kita tidak bisa memarkir motor lagi.

"Ah kamu lebay sekali Ren, kan biasanya banyak tempat parkir.

"Lah kamu dibilangin kok  begitu, memang iya kalau di bulan puasa itu, siapa yang cepat itu yang dapat. Ayo pergi sekarang, kalau kamu tidak percaya, kamu lihat saja sendiri nanti. Renipun langsung bergegas.

Setelah sampai di sana aku pun terkejut melihatnya, semua kendaraan banyak yang terparkir.

"Kan sudah aku bilang, ramai sekali kan.

Setelah dibuka pasar bedug, pasar jadi ramai sekali, berbeda dengan sebelum pasar bedug belum ada.

"Semua orang beramai-ramai kesini sambil mencari makanan berbuka yang enak. Reni menjelaskan.

Setelah tak lama kemudian, kami mendapatkan tempat parkiran dan dengan tidak disangka kami bertemu  dengan Rafa yang juga sedang berputar-putar mencari tempat parkir. Akupun langsung memanggil Rafa untuk mendekat, dan memarkir berdekatan dengan motor Reni. Rafapun langsung mendekat dan dengan senang Reni mempersilahkannya untuk memarkir disebelahnya. Rafa pada waktu itu datang bersama Bima teman sekelas kami.

"Eh kamu Bim, kenapa bisa bareng Rafa? Akupun bertanya dengannya.

"Ooo, kan Rafa teman aku, jadi aku ajak saja ke sini buat melihat pasar bedug dari pada bosan di rumah.

"Oo, ternyata temenan sama kamu ya? Aku merasa terkejut.

Setelah itu kamipun langsung pergi masuk ke pasar karena permintaan Reni akupun mengajak Rafa dan Bima pergi bersama, dengan alasan agar beramai-ramai. Rafapun menerima ajakan kami.

Setelah lama di pasar bedug dan puas melihat-lihat, kamipun bersiap-siap untuk pulang. Rafa membelikan kami beberapa makanan ringan sebelum kami pulang. Ketika hendak mengambil motor di tempat parkir, Reni malah kecopetan, dan Rafa yang sedang menunggu Bima yang sedang mengambil motor, langsung berlari mengejar copet yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat ia berdiri. Ketika ia mengejarnya, seperti yang telah aku duga, ia pun dapat menangkap copet yang berusaha kabur, dan copet tersebutpun langsung diamankan oleh petugas yang ada disekitar jalan. Setelah mendapatkan tasnya, Rafa langsung memberikan tas tersebut kepada Reni. 

Rafa mengiringi kami pulang sampai ke rumah. Setelah sampai di rumah akupun langsung berbuka puasa bersama keluarga ku. Karena wajahku yang terlihat pucat, ayahku menanyakan apa yang telah terjadi kepada ku, karena takut membuat mereka khawatir, aku tidak menceritakan apa yang telah terjadi kepada kami di pasar bedug tadi. Setelah kejadian itu Reni tetap saja tidak kapok mengajakku ke pasar bedug, tetapi setelah kejadian itu, aku selalu mengingatkannya untuk berhati-hati dengan barang bawaannya. Begitulah setiap hari berlalu selama puasa ramadhan ketika tidak sibuk aku dan Reni pergi ke pasar bedug dan dengan tidak sengaja kami sering bertemu dengan Rafa dan setiap kali bertemu dengan Rafa, Rafa selalu bersama kami menghabiskan waktu di pasar bedug, jadi kami juga tidak merasa khawatir dengan adanya tukang copet, karena sudah ada yang jadi bodyguard setiap kami ke pasar bedug. Selain itu, kami juga sering bertemu dengan teman-teman sekolahan kami yang juga sedang berkeliling, dan kadang-kadang kami menghabiskan waktu bersama-sama ketika di sana.

Ketika sore harinya, Reni juga sering mengajakku untuk pergi ke tepi sungai yang kami temukan, kami kadang-kadang juga sering menghabiskan waktu disana selama ramadhan, jika tidak ke pasar bedug kami pergi ke sana untuk membaca buku dan  menatap senja yang begitu indah sampai waktu berbuka akan masuk. Pada malamnya aku bersama teman remaja mesjid juga selalu melakukan tadarus al-Qur'an bersama. Oleh sebab itu, setiap hari pula aku sering berurusan dengan Rafa untuk mengurus acara kegiatan selama bulan puasa.

Setelah beberapa minggu, sekarang adalah penghujung bulan puasa. Kamipun anggota remaja mesjid, mempersiapkan segala hal untuk acara takbiran bersama. Pada sore hari, tanggal ke 29 ramadhan kamipun berkumpul untuk rapat di mesjid yang biasa kami gunakan untuk melakukan kegiatan. Kami para pengurus di beri instruksi untuk datang lebih awal dari pada anggota, karena ada yang harus dipersiapkan.

"Sesuai perhitungan, waktu takbiran akan di laksanakan pada hari minggu malamnya. Dan karena hari ini hari sabtu, besok kita  akan langsung mempersiapkan peralatannya(ketua menjelaskan). Dan alhamdulillah acara tadarus kita berjalan dengan lancar dan telah khatam al-Qur'an pada malam tadi.

Semuanya merasa bahagia sekaligus bangga. Para anggota bertepuk tangan atas keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan.

"Sekaligus untuk mengakhiri acara kegiatan kita selama ramadhan ini marilah kita mengucapkan hamdalah(ketuapun langsung mengimami). Dan acara rapat diakhiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun