Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Penantian

23 Agustus 2025   21:00 Diperbarui: 23 Agustus 2025   09:43 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena penantian, betapapun perihnya, telah menjadi cara satu-satunya untuk tetap merasa bahwa kau nyata.

Dan begitulah, malam menutup cerita.
Lampu kedai padam satu per satu.
Aku berdiri, menatap sekali lagi kursi kosong itu, lalu melangkah keluar.

Langkahku berat, tapi aku tahu: aku akan kembali.

Karena sebuah penantian, meski tak pernah berbuah kedatangan, kadang lebih hidup daripada perjumpaan itu sendiri.

Dan aku, terkutuk atau terberkati, memilih untuk tetap menunggu yang tak pernah pulang.

Penantian adalah luka yang kita rawat dengan sadar.
Ia seperti senja yang kita harap kembali ke pagi—sebuah mustahil yang tetap kita peluk.
Aku menunggu, meski tahu tak ada yang akan tiba.

Dan akhirnya, yang datang hanyalah sunyi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun