Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Om Kardus dan Muka Orang Kampung

5 November 2018   13:09 Diperbarui: 5 November 2018   13:58 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pixabay.com

"Saya pak muklis, petani sawah dan kebun petai. Saya juga usaha tempe". Kata si Bapak yang kurus.

Lalu si Tukang tambal berkata kepada saya,  "Boss...kedua bapak ini juragan di kampung. Pak onjek kolam lele dan mujairnya luas. Susu sapinya banyak. Pak Muklis sawah dan kebunnya juga luas".

"Wiiih keren, pak. Bapak berdua benar-benar orang kaya. Saya jamin kalau masuk hotel bintang lima di Jakarta, satpam pasti minder."

"Hahahahah!"  Lagi-lagi kami tertawa. Serempak. Spontan. Alami. Tanpa perlu perintah komando.

"Saya pamit ya pak, Saya mau keliling dulu. Semoga ketemuan lagi untuk ngobrol". Kata saya setelah membayar 15 ribu upah tambal ban.

"Iya, Den...salam untuk om mu ya. Bilang aja dari kami teman kecilnya dulu. Oh ya, kalau nanti mau pulang lagi ke Jakarta singgah ke rumah ya. Nanti saya kasi oleh-oleh tempe sebesar batu bata, heheh".  Kata pak Muklis sambil tertawa. Kali ini dia tampak lebih berani bicara duluan.

"Siyaap, pak!"

Akupun pamit dari tempat tambal ban yang sejuk tadi.

Di perjalanan, angin menerpa wajahku saat berkendara motor. Aku teringat lagi pembicaraan tentang Om Kardus. Tapi mendadak muncul wajah Raisa pacarku yang cantik berwajah eksotis khas Indonesia. Dia mirip artis Anggun C. Sasmi. Kalau saja dulu aku bercandain dia berwajah kampung, sudah pasti aku tak akan pernah jadi pacarnya hingga kini. Apalagi sainganku di kampus, segudang.  Aaaw...aaaww!

----

Peb/05/11/2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun