Aku mengangguk senang. Menunggu apa yang akan kembali Ibu lontarkan. Detik-detik ini menjadi momen langka melihat Ibu salah tingkah dalam wajah berbinar-binar.Â
Ibu mengatakan sangat mencintai Bapak. Bahkan Ibu berterus-terang rela mengayuh sepeda dari Utrecht ke Rotterdam demi merawat Bapak sampai menemukan kesembuhan.Â
Bapak telah terbaring sakit selama setahun. Hingga di sebuah pagi, Bapak mendengar siaran Radio Hilversum yang menyiarkan kabar tentang kemerdekaan Indonesia. Kabar itu memberi Bapak sugesti untuk lekas sembuh.
"Saya rela ditinggal lama bapakmu saat umur pernikahan kami baru enam bulan. Bapakmu harus berangkat sebagai delegasi Indonesia di Sidang PBB," Ibu berujar dengan mata bersinar, "Bapakmu pejuang yang teguh."
Aku pun tersenyum puas.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI