Ada musim kemarau, ada pula musim penghujan. Meski hari-hari ini musim menjadi tidak jelas, sudah kemarau tapi tetap turun hujan. Kita bersyukur untuk pergantian musim yang Tuhan rancang di Bumi.
***
"Besok kalau kamu jadi orangtua, baru tahu rasanya!" demikian ujar ibuku, dengan nada jengkel, menghadapi polahku dan adik. Itu bertahun-tahun lalu. Kini, saat sudah menjadi orangtua, baru satu anak, kepalaku dan istri sudah pusing. Meski ada kalanya jadi tersenyum bangga atas perkembangan anak.
Pergumulan orangtua yang punya anak balita, biasanya seputar sulit makan, tidak mau tidur, mandi, dan semuanya makin berontak tidak mau menurut. Belum kalau sudah besar tapi masih pakai popok. Rumah berubah menjadi kapal pecah akibat mainan dan perkakas yang terserak di seluruh penjuru. Piring dan gelas pecah? Sudah biasa.
Asalkan jiwa dan pikirannya jangan sampai pecah ya, Bund!
Tapi orangtua bakal senang jika anak mau menurut, mau belajar membuang sampah pada tempatnya, pipis dan pup di closet, makan sendiri dan dihabiskan, mau memakai dan melepas sepatu sendiri. Ooo... begini toh rasanya menjadi orangtua.
Menjelang tujuhbelasan adalah waktu yang dinanti-nantikan seluruh rakyat dalam kedaulatan wilayah NKRI. Tidak di kampung, tak di kota; biasanya beramai-ramai memeriahkan lingkungan sekitar dengan dekorasi cat tepi jalan, pemasangan umbul-umbul, bendera merah putih, serta lampu kerlap-kerlip.Â
Seminggu sebelumnya, biasanya diiringi dengan berbagai perlombaan untuk anak-anak hingga orang dewasa. Hadiahnya mungkin tidak seberapa, tapi keseruan, euforia dan kebanggaannya tak tergantikan.
Jika di masa kecil kita tidak pernah mendapat hadiah lomba tujuhbelasan, maka kita bisa mengestafetkan ambisi untuk mendapat hadiah kepada anak kita. Minimal dapat juara lah! Supaya tidak sedih seperti dialami orangtuanya dulu.