Seorang pemuda miskin merenung sendiri di gubug tempat tinggalnya.
Ia heran apakah kalkulator orang-orang kaya itu hanya menegenal tanda hitung tambah saja tetapi tak ada tanda bagi? Mereka cuman berpikir menambah terus hartanya tetapi lupa membagi kepada orang miskin macam dirinya?
Dalam setiap doa dia juga memohon mukjijat agar penggandaaan roti yang dulu ada kini kembali tersedia. Tapi tak terjadi juga.
Mungkin penggandaan roti itu bukan seperti tertulis apa adanya. Ketika itu Nabi Isa berdoa lalu lima roti dari seorang anak kecil menjadi berlipat ganda.
Yang terjadi sebenarnya adalah  ketika Isa berdoa supaya roti berlipatganda maka tergugah kepedulian dari orang-orang yang hadir di sana untuk mengumpulkan roti bekal mereka sehingga roti menjadi banyak jumlahnya.
Kepedulian itulah yang kini di jaman modern ini tak ada.