CINTA SEGITIGA DI KANTOR: BOS, SATPAM, DAN AKU YANG SALAH PILIH
Danira selalu merasa kantornya adalah tempat yang aman dan nyaman---sampai suatu hari, urusan pekerjaan bercampur dengan drama cinta segitiga yang absurd. Semua bermula ketika ia menyadari kalau bosnya, Pak Ardi, pria sempurna dengan wajah tampan, otak bisnis brilian, dan dompet tebal, ternyata sering memperhatikannya.
Tapi sayang, Danira merasa nggak pantas.
"Pak Ardi mana mungkin suka sama aku? Aku kan cuma staff marketing biasa. Sementara dia... ya ampun, CEO yang bikin seluruh divisi perempuan tersipu malu tiap kali lewat!" batinnya.
Karena merasa mustahil untuk membalas perasaan bosnya yang bahkan belum ia sadari sepenuhnya, Danira malah mengalihkan perhatiannya ke cowok lain: Randy, satpam baru di kantor yang baru bekerja dua minggu.
Cinta Salah Arah
Randy ini tipikal cowok ganteng ala aktor FTV. Tinggi, berkulit sawo matang, dengan senyum yang bisa bikin cewek-cewek klepek-klepek. Dia nggak cuma bertugas menjaga keamanan kantor, tapi juga sukses menjaga hati banyak karyawan wanita, termasuk Danira.
Mulailah Danira sering sengaja keluar-masuk gedung, pura-pura lupa ID card supaya bisa berinteraksi lebih sering.
"Eh, Mas Randy, aku lupa bawa ID lagi nih. Bisa bukain pintu?" ujar Danira dengan senyum yang diusahakan manis.
Randy tersenyum kecil. "Lho, Mbak Danira, ini udah keempat kalinya minggu ini, lho."
Danira langsung gugup. "Eh... iya ya? Aduh, aku emang pelupa orangnya, hehehe."
Pak Ardi yang kebetulan lewat hanya bisa mengerutkan dahi melihat pegawai terbaiknya ini mendekati seorang satpam dengan semangat 45. Hatinya mulai nggak tenang.
Pak Ardi yang Cemburu
Sebagai bos, Pak Ardi sebenarnya cukup cool dan profesional. Tapi kali ini, melihat Danira yang tampaknya naksir Randy, emosinya mulai terusik.
"Aku sudah memberi kode berkali-kali, dari mengajak lunch meeting cuma berdua sampai membawakan kopi favoritnya ke meja. Tapi dia malah suka sama satpam baru?" keluh Pak Ardi di dalam hati.
Suatu hari, ketika Danira kembali keluar kantor tanpa ID, Pak Ardi sengaja memanggilnya.
"Danira, bisa ke ruangan saya sebentar?"
Danira terkejut. "Eh, saya salah apa, Pak?"
"Nggak ada. Cuma mau ngobrol sebentar."
Dalam ruangan, Pak Ardi tiba-tiba bertanya, "Saya perhatikan, akhir-akhir ini kamu sering ngobrol sama Randy."
Danira tersipu. "Oh, hehe. Iya, Pak. Orangnya baik dan ramah."
Pak Ardi menghela napas. "Kamu sadar nggak, sejak dia datang, produktivitas kamu menurun?"
Danira kaget. "Eh, kok gitu, Pak?"
"Kemarin saya lihat kamu pura-pura lupa ID card empat kali dalam seminggu. Kamu pikir saya nggak lihat dari CCTV?"
Danira langsung malu. "Eh, itu... em... saya emang pelupa, Pak."
Pak Ardi tersenyum tipis. "Kalau kamu cari cowok baik dan ramah, kenapa nggak cari yang lebih... selevel sama kamu?"
Danira makin bingung. "Maksudnya?"
Pak Ardi mengusap tengkuknya, ragu-ragu. "Maksud saya... Saya."
Danira langsung terdiam. Otaknya loading 100%. BOS NYATAIN PERASAAN?? INI NGGAK ADA DI JOB DESCRIPTION!!
Plot Twist: Siapa yang Memilih Siapa?
Setelah hari itu, Danira mulai menyadari sesuatu. Selama ini dia selalu mencari cinta di tempat yang salah, sementara ada seseorang yang lebih pantas dan lebih perhatian selama ini---bosnya sendiri!
Masalahnya, apakah dia bisa menerima perasaan Pak Ardi? Dan bagaimana dengan Randy? Apakah Randy juga menyimpan perasaan yang sama atau hanya bersikap ramah ke semua orang?
Suatu hari, saat Danira memberanikan diri untuk mengajak Randy ngobrol lebih serius di kantin, dia mendengar kalimat yang bikin dunianya jungkir balik.
"Mbak Danira, sebenarnya saya juga mau cerita sesuatu..."
Danira langsung deg-degan. "Iya, apa tuh?"
"Saya... mau resign minggu depan. Soalnya saya udah keterima jadi model iklan di Jakarta. Saya nggak nyangka sih, baru kerja di sini dua minggu, eh malah dapat tawaran gede."
Danira terdiam. Hah? Ditinggal gitu aja?
Randy tersenyum. "Jadi, ya... saya senang bisa kenal Mbak Danira. Kita tetap temenan, ya?"
Saat itu juga, Danira sadar: Selama ini dia ngejar orang yang salah.
Keesokan harinya, tanpa pura-pura lupa ID card, tanpa alasan aneh-aneh, Danira mengetuk pintu ruangan Pak Ardi.
"Danira? Ada apa?" tanya Pak Ardi.
Danira tersenyum. "Pak... kalau lunch meeting masih berlaku, saya siap dijadwalkan kapan saja."
Dan sejak hari itu, cerita mereka benar-benar dimulai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI