(20) Aku tahu, aku sering mengecewakan, kadang lupa memberi ruang pada hatimu, namun kau selalu menutup celah dengan maaf, membangun kembali jembatan yang nyaris runtuh.
(21) Kita belajar memaknai, bahwa cinta bukan sekadar kata, tetapi kerja panjang, yang dirawat dengan sabar, setia, dan doa.
(22) Kehidupan tak pernah lekang dari ujian, namun kita memilih untuk bertahan, sebab kita percaya: di balik luka, ada hikmah yang bersemi.
(23) Kini dua puluh tujuh tahun telah berlalu, namun rasanya perjalanan masih panjang, meski rambut memutih, jiwa kita tetap setia bersandar.
(24) Cinta ini mungkin tak lagi berapi-api, namun ia berubah menjadi teduh, seperti pohon rindang, yang melindungi siapa pun yang singgah.
(25) Dan di ujung doa setiap malam, aku selalu memohon pada Tuhan: semoga sisa usia kita tetap kita arungi bersama, hingga kelak, cinta ini abadi di surga-Nya.
Kini, rambut mulai memutih, namun 26) hati kian teduh, wajah mulai berkerut, tapi cinta tak pernah rapuh, seperti anggur tua yang makin nikmat rasanya, kebersamaan kita makin dalam maknanya.
27. Selamat ulang tahun pernikahan, belahan jiwa, semoga sisa jalan kita dipenuhi cahaya, hingga suatu hari, di surga pun kita bersua, masih dengan cinta, yang sama-sama kita jaga.
Selamat hari perkawinan.
September 1998-Septembenr 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI