Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mati Lampu Membisu dalam Aksara

19 Januari 2024   20:49 Diperbarui: 20 Januari 2024   04:29 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wadas. Jumat, 19 Januari 2024 pukul 19:49 WIB...

Sedari sore tadi mati lampu alias padam listrik...

Hape butut ku tentu ko'id alias mati...

Ngedrop baterai sudah sowak...

Kalau tidak sambil dicharger tidak bisa untuk digunakan...

Karena tidak mampu menyala...


Harap maklum hape butut jadul yang aku gunakan...

Hape yang sudah menemani ku bertahun-tahun...

Kini mulai menunjukkan gejala kerusakan yang semakin signifikan...

Hape dengan brand Sony ini yang mana kameranya membuat ku terkesima pada jamannya...

Hape butut yang sudah sangat tua renta usianya...

Hape yang sudah menemani ku banyak latihan berkarya...

Latihan menulis sampai dengan masa kritis...

Semalam dicas ya baru 68%
Semalam dicas ya baru 68%

Begitu dinyalakan langsung ngedrop mati daya...

Begitu indah serasa sebuah drama...

Kemesraan antara aku dan hape butut ku ya bag sebuah legenda cinta...

Sungguh menggemaskan nan mempesona...

Detik ini aku menggunakan hape milik Simbok ku...

Untuk sekedar membuka kompasiana dan menuangkan sedikit aksara...

Rasanya memeang sidang tidak tahan dengan hape jadul ku...

Ingin bisa untuk segera upgrade...

Tapi apalah daya, walau kritis tetap aku maksimalkan dalam guna...

Daripada menuruti keinginan lebih baik aku menundanya...

Masih banyak hal yang lebih penting daripada sekedar hape...

Toh sarana menulis tidak sekedar hape mewah saja...

Buku dan pena pun bisa dan lebih murah biayanya...

Sisipkan untuk kebutuhan lainnya dulu saja...

Memenuhi fasilitas untuk latihan menulis, nanti akan ada masanya...

Tenang saja, kali ini ku nikmati apa yang ada...

Dan memaksimalkan alat yang ku punya...

Sebatang hape jadul yang butut dengan layar retak tak apa...

Baterai ngedrop dan tiada bisa untuk bermain sosial media...

Hanya kompasiana yang bisa aku buka...

Itupun membuka dari laman kompas.com bisanya...

Yang terpenting adalah bisa aku gunakan untuk latihan membuat karya tulis dengan seadanya...

Keinginan untuk upgrade tetap ada...

Melengkapi peralatan yang memadai pun tetap ada...

Bersabar dulu saja...

Bersabar dulu saja...

Semua ada saatnya...

Akan tersedia semuanya...

Alloh subhanahu wata'ala akan memberikan fasilitas semuanya...

Kerjakan semuanya untuk menggapai ridho-Nya...

Suaranya menebar kebenaran-Nya...

Menebar Al-Qur'an amanah rosul-Nya...

Bisa berlatih menulis ini adalah suatu anugerah yang luar biasa...

Ditengah budaya manusia yang hanya gemar menonton dan mendengar...

Menjadi manusia langka bagi mereka yang mau menulis dan membaca...

Kata kang Ngainun Na'im didalam bukunya yang berjudul The Power of Writing bahwa "penulis adalah makhluk langka"...

Nah jika tulisannya belum  bermutu seperti aku, ini jauh lebih langka...

Sajian dari manusia pelosok desa yang terus bercerita...

Tentang suka, duka, derita, nestapa, asmara dan cinta...

Semua ku syukuri karena ku tahu betul bahwa semua adalah anugerah-Nya...

Alloh subhanahu wata'ala yang menguji dan memberi coba makhluk-Nya...

Ini hanya dunia fana...

Yang pasti akan ku tinggalkan semuanya...

Jadi ku jalani saja dengan senang gembira...

Tetap tersenyum dan semua ku kembalikan kepada-Nya...

Santai saja...

Nikmati yang ada didepan mata...

Waktu ini yang kita miliki seutuhnya...

Adapun esok lusa mutlak milik Alloh subhanahu wata'ala...

Kali aja siapa tahu aku tidur nanti bisa tak bangun selamanya...

Semua rahasia sang pencipta...

Setiap detik berjalan mengurangi umur kita...

Setiap detik pula seyogyanya kita berdzikir mensucikan Alloh subhanahu wata'ala...

Sehingga tiada waktu yang terlewatkan dengan sia-sia...

Pukul 20:48 WIB, ku akhiri cerita dari pelosok desa...

Salam cinta tiada dusta untuk kedamaian dunia...

Nitip sehat, semangArt dan jangan lupa bahagia...

Alhamdulillah...

Barokalloh...

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun