Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... welcome my friend

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Gengsi-Gengsi Tapi Sayang

12 Agustus 2025   04:19 Diperbarui: 12 Agustus 2025   04:19 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by AI (Dok. Pribadi)

"Sombong banget. Padahal kamu yang duluan peduli."

"Tapi kamu yang ngajak ngedate."

"Karena kamu nggak peka."

Mereka saling diam. Tapi tangan mereka, saling bersentuhan. Tak sengaja. Tapi tak juga dijauhkan.

"Jadi... kita apa sekarang?" tanya Bilal.

Nadya menoleh, mata mereka bertemu.

"Temen yang saling cuek tapi kangen. Yang suka marah tapi nggak mau jauh. Yang gengsi tapi suka."

Bilal tersenyum. "Jadi kita?"

"Jadian juga nggak apa-apa, kali."

Bilal tertawa. "Akhirnya!"

Dan sore itu, dua orang yang saling gengsi, saling sindir, saling cemburu, akhirnya membuka hati. Karena di balik semua kejahilan dan marah-marah itu, ada cinta yang malu-malu. Tapi mau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun