"Sombong banget. Padahal kamu yang duluan peduli."
"Tapi kamu yang ngajak ngedate."
"Karena kamu nggak peka."
Mereka saling diam. Tapi tangan mereka, saling bersentuhan. Tak sengaja. Tapi tak juga dijauhkan.
"Jadi... kita apa sekarang?" tanya Bilal.
Nadya menoleh, mata mereka bertemu.
"Temen yang saling cuek tapi kangen. Yang suka marah tapi nggak mau jauh. Yang gengsi tapi suka."
Bilal tersenyum. "Jadi kita?"
"Jadian juga nggak apa-apa, kali."
Bilal tertawa. "Akhirnya!"
Dan sore itu, dua orang yang saling gengsi, saling sindir, saling cemburu, akhirnya membuka hati. Karena di balik semua kejahilan dan marah-marah itu, ada cinta yang malu-malu. Tapi mau.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!