Sebuah keluarga bertahan di tengah dunia yang tandus. Satu kesalahan kecil, satu pengkhianatan, mengubah ladang subur jadi medan kehancuran.
Terseret amarah dan dendam, Putra tak sadar kayuhan sepedanya membawanya ke dunia asing, ke dunia masa depan yang gelap, hancur, dan sepi tanpa nyawa.
Awalnya cuma duduk sebelahan karena colokan. Berakhir saling nyindir, cemburu diam-diam, dan... jatuh hati tanpa sadar.
Sebuah kisah tentang seorang perempuan yang menjual ayah dari putri kecilnya
Di balik lorong gelap kota besar, seorang penulis membisikkan kenyataan yang tak ingin didengar: tentang hidup yang diabaikan, namun terus menjerit.
Peta hidup bukan sistem tertutup---dan HRD tak bisa menyembunyikan luka di selangkangannya.
Cerpen ini adalah bagian dari sayembara pulpen xxvi. Cerita mungkin bersambung dengan judul cerpen yang berbeda dikemudian hari. Tergantung situasi
Cerpen remaja tentang sebuah kisah penangkapan seorang pemuda yang bahkan ia tidak mengetahui apa kesalahannya
Carok tak lagi berdarah---hanya sunyi yang menang.
Meski lelah dan hampir runtuh, aku masih punya semangat walaupun kecil untuk terus melangkah dan tidak menyerah.
Lukas, seorang alumni misdinar, berusaha kembali melayani organisasi yang pernah ia dirikan.
Sebaik apapun ibadah, beberapa orang tua pasti was-was terhadap anak, apalagi ketika akan meritualkan hubungan suami istri, mereka akan memastikan aga
Pergulatan seorang pribadi setelah mengalami PHK, tercerahkan setelah melihat kandang Natal yang sederhana.
Refleksi pengalaman pribadi kembali pulang ke rumah.
Setiap helai daun tebu, setiap mesin tua, dan setiap bata yang membentuk dinding pabrik bercerita tentang perjuangan dan keberhasilan
Aroma harum kopi membangkitkan kenangan indah dengan seorang wanita masa lalu.
artikel ini tentang cerpen yang memotret fenomena sedang hangat atau lagi viral di masyarakat.
"Bila kau berhasil membunuhku maka kau juga akan mati di tempat yang sama denganku meneer."
Mendung menggulung tepat pukul lima, dihiasi wajah yang rupa-rupa. Suasana di stasiun mulai kusut, seperti halnya perasaanku yang sedang kalut.
Hari ini tante Rere datang membawa keponakannya yang seumuran denganku, yang sengaja tante Rere suruh untuk menemaniku selagi menenangkan